Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Disegel, 186 Siswa Belajar di Lantai

Kompas.com - 03/09/2012, 10:09 WIB
Kontributor Bulukumba, Rini Putri

Penulis

BULUKUMBA, KOMPAS.com - Sebanyak 186 siswa-siswi SMA PGRI Bulukumba, Sulawesi Selatan terpaksa belajar di lantai, Senin (3/9/2012). Tak sedikit dari mereka yang mengeluhkan sakit di bagian tulang belakang ataupun tidak mampu berkonsentrasi menerima mata pelajaran.

Menurut Kepala Sekolah SMA PGRI Andi Batari, kejadian ini telah berlangsung selama lima hari. Mereka terpaksa belajar di lantai milik gedung Sekolah Luar Biasa (LSB) Bulukumba yang dipinjam setelah gedung sekolah PGRI disegel oleh warga terkait sengketa tanah. "Selama lima jam setiap harinya siswa kami melakukan aktivitas belajar mengajar dengan cara melantai. Kami sering menerima keluhan dari anak-anak siswa kami, tetapi kami tidak bisa berbuat banyak," ujar Andi Batari.

Andi Batari menjelaskan kejadian yang menimpa SMA PGRI ini merupakan dampak dari penyegelan sekolah oleh seorang warga yang mengklaim tanah SMA PGRI yang terletak di Jalan Melati itu adalah miliknya, setahun lalu. Tidak ingin adanya perkelahaian antara kedua belah pihak, Batari mengajak siswa mupun guru mereka untuk menumpang ke gedung sekolah lainnya, hingga proses hukum atas tanah sengketa itu ada kepastian dari pengadilan. "Kami terus menunggu kepastian hukum yang saat ini masih berjalan di pengadilan," katanya.

Andi Batari pun mengaku kekurangan murid hingga 90 persen. Tidak hanya itu, honor ke 16 guru yang mengajar di SMA PGRI itu terpaksa di potong dari Rp.10.000 menjadi Rp.5.000 per jamnya.

Ia merasa telah berupaya mengatasi krisis yang dialami sekolah tersebut dengan melaporkan kondisi tersebut kepada pemerintah setempat. Namun, sampai saat ini, tidak ada tanggapan. "Saya tidak tahu mengapa pemerintah setempat, dalam hal ini Dinas Pendidikan tidak menanggapi laporan kami, dengan meminjamkan gedung sekolah lainnya," ungkap Batari.

Batari menilai, pemerintah tebang pilih terkait pemberian fasilitas gedung sekolah. Banyak perguruan tinggi dari kota Makassar datang dan menyewa gedung-gedung sekolah negeri. Sementara, pemerintah setempat malah tidak memberikan izin menempati sekolah negeri yang ada di Bulukumba. "Kalau ingin disewa, kami siap menyewa gedung sekolahnya. Tetapi kenapa perguruan tinggi malah diperbolehkan menggunakan gedung sekolah negeri, sementara kami tidak di izinkan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com