Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Air Bersih, Warga Jalan Kaki 5 Kilometer

Kompas.com - 12/09/2013, 12:20 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis

SUMENEP, KOMPAS.com - Demi mendapatkan air bersih secara gratis, warga di enam dusun di Desa Mantajun, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, rela berjalan kaki hingga lima kilometer. Air itu didapatkan warga dari sumur penduduk lainnya yang sengaja diberikan oleh pemiliknya.

Surtini, salah satu warga Desa Mantajun menuturkan, persediaan air di rumah-rumah penduduk saat ini sudah habis dan sumur warga sudah mengering. Air yang digunakan sebelumnya berasal dari menampung air hujan di sebuah tandon besar. Untuk mengisi tandon itu, warga harus berjalan kaki melewati perbukitan. 

“Sekarang sudah kemarau dan air hujan yang kami tampung sudah habis. Terpaksa harus mencari ke daerah lain untuk mendapatkan air bersih dengan tanpa membeli,” kata Surtini, Kamis (12/9/2013).

Warga menempuh perjalanan jauh demi satu jeriken air, warga berjalan kaki. Terlebih, bagi yang tidak punya kendaraan roda dua, harus berangkat pagi buta sehabis shalat subuh untuk mendapatkan air.

“Warga ada yang naik sepeda ontel dan ada yang naik motor. Karena saya tidak punya motor dan sepeda ontel, cukup jalan kaki saja,” ungkap Surtini. 

Sementara, untuk membeli air bersih, warga masih mempertimbangkan sisi biaya. Di Dusun Hopelan, sebelahnya Dusun Mantajun, misalnya, ada warga yang menjual air bersih. Setiap jeriken ukuran 25 liter dijual Rp 1.500. Itupun harus berebut dengan warga lainnya.

Anis Sulalah, warga lainnya berharap agar pemerintah Kabupaten Sumenep lekas menyalurkan bantuan kepada warga Desa Mantajun. Sebab, di daerah-daerah yang lain sudah dilakukan droping air. Sementara di desanya masih belum tersentuh bantuan air bersih.

Selain itu, pemerintah diharapkan bisa membangun tandon ukuran besar yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih di desanya.  "Kalau ada tandon besar, untuk menampung air hujan bisa lebih banyak. Kalau musim kemarau, pemerintah bisa menyimpannya lebih awal sebelum kemarau datang seperti sekarang ini,” ujar Anis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com