Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Separuh Penduduk di Kampung Ini Mengidap Kusta

Kompas.com - 02/07/2013, 22:04 WIB

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com — Sekitar 50 persen dari 300 jiwa penduduk yang mendiami Kampung Mumugu, Distrik Sawa Erma, Kabupaten Asmat, diduga telah terjangkit penyakit kusta.

Kampung Mumugu adalah perkampungan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Asmat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Nduga di Pegunungan Tengah Papua.

Untuk sampai ke Kampung Mumugu dibutuhkan waktu sekitar 5 hingga 10 jam menggunakan speed boat melalui sejumlah sungai besar dan kecil dari Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.

Berdasarkan pantauan Kompas.com saat mengikuti WWF Asmat Trip pekan lalu, perkampungan Mumugu yang belum tersentuh pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai.

Sejumlah penderita kusta dan filariasis (kaki gajah) hidup berbaur dengan warga lainnya.

Kepala Suku Asmat Kampung Mumugu, Daniel Menja menyampaikan harapannya agar permasalahan yang dialami warga setempat bisa disampaikan kepada pemerintah.

Menja mengakui sejak awal tahun 2013, pemerintah setempat sudah membangun sekolah dan puskesmas pembantu di Kampung Mumugu Bawah. “Dulu kami susah, sekarang kami senang pemerintah sudah datang bantu kami,” kata Menja di jew (rumah adat) Kampung Mumugu.

Fransina Kombrengga, tenaga perawat kontrak dari Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat yang ditempatkan di Kampung Mumugu Bawah, mengatakan, sebagian besar penderita kusta adalah ibu dan anak-anak.

Menurut Fransina, dari 113 jiwa penduduk Kampung Mumugu Bawah, 21 orang terdeteksi menderita penyakit kusta dan 3 orang lainnya menderita penyakit filariasis.

“Di Kampung Mumugu Atas jumlah penderita hampir sama di sini. Minggu lalu, dokter Ari dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua datang ke sini untuk memberikan obat dan mengambil sampel darah,” jelasnya.

Kepada Kompas.com, Fransina didamping Zainal Abidin yang ditempatkan sebagai tenaga perawat di Kampung Mumugu sejak 14 Januari lalu mengungkapkan rendahnya kesadaran warga untuk berobat.

“Obat yang diberikan harus diminum setiap hari. Ada yang sudah sadar, tetapi ada juga yang harus didatangi ke rumah masing-masing,” urainya.

Paulus, salah seorang penderita kusta, mengaku tidak tahu sejak kapan ia mulai terjangkit penyakit tersebut. “Saya sudah minum obat dibawa dokter dari Jakarta,” katanya.

Meski menderita penyakit ini, tidak ada penanganan khusus terhadap penderita sehingga ia tetap tinggal serumah dengan istri dan tiga anaknya di sebuah rumah panggung tanpa sekat.

Kusta dan Filariasis Sejak 2006
Uskup Keuskupan Asmat, Mgr. Aloysius Murwito, OFM yang ditemui di Kantor Keuskupan di Agats Jumat (28/6/2013) lalu, mengakui gereja bersama Pemerintah Kabupaten Asmat lambat mengambil langkah pencegahan. Akibatnya, penderita kusta dan filariasis di Kampung Mumugu terus bertambah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com