Salin Artikel

Mengintip Festival Domba di Kebumen, Rebutkan Gelar Raja dan Ratu

KEBUMEN, KOMPAS.com - Ratusan domba mulai dari jenis lokal maupun impor, saling unjuk kebolehan dalam Festival Domba di Desa Adiwarno, Kecamatan Buayan, Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (2/4/2024).

Acara ini baru pertama kali digelar dengan memperebutkan Piala Bupati Kebumen.

Domba-domba ini memperebutkan gelar juara Raja dan Ratu, dan saling beradu untuk menjadi yang terbaik.

Ketua Panitia Lomba Bayu Siregar menuturkan, festival domba ini baru pertama kali digelar di Kabupaten Kebumen pada 2024.

Peserta lomba diklaimnya cukup antusias, hingga mencapai 169 domba yang ikut dilombakan.

Menurutnya, ada beberapa jenis domba yang dilombakan, mulai dari jenis lokal maupun impor, seperti morino, texcel, dorper, maupun cross atau persilangan antara domba lokal dan domba impor.

"Karena ini awal pertama, kita memang tidak dibuka untuk luar Kebumen karena tujuan kita untuk meningkatkan domba di Kebumen khususnya. Jadi untuk peserta itu masih di wilayah Kebumen," kata Bayu dalam keterangan resminya, Senin (4/3/24).

Selain itu, ada kriteria lain yakni tinggi badan, panjang badan, berat badan, lingkar dan juga umur.

Saat ini, domba yang paling berat baru berkisar antara 130 kg untuk domba jantan, sedangkan domba betina mencapai di kisaran 85 kg.

"Nanti ada piala Raja dan Ratu, khusus betina dan jantan yang nantinya itu piala bergilir. Jadi nanti setiap tahunnya muter itu piala, nah itu nanti ada kriteria khusus tentunya di samping tinggi badan, panjang badan, lingkar dada maupun berat badan, dan umur," jelasnya.

"Selama ini yang paling berat 130 kg untuk jantan ekstrem, dan untuk betina sekitar 85 kg," imbuhnya.

Salah seorang peternak domba asal Desa Rogodadi Kecamatan Buayan, Agung mengaku memiliki domba jenis Morino dengan berat lebih kurang 1 kuintal.

Harga dombanya itu bisa mencapai Rp 25-30 juta per ekornya.

Selain untuk mengenalkan berbagai macam jenis domba ke masyarakat, dirinya juga ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa domba-domba tersebut dapat menjadi peluang bisnis baru.

"Berat kurang lebih satu kuintal lebih, harganya macam-macam variatif, kisaran Rp 25 sampai 30 juta, ini sekitar tiga tahunan. Kalau pemeliharaannya tidak ada kesulitan seperti domba biasa, domba Jawa biasa," paparnya.

Harus rutin digelar setiap tahunnya

Sementara itu, Bupati Kebumen Arif Sugiyanto mengatakan, sangat mengapresiasi event tersebut.

Menurutnya, event-event seperti festival domba tersebut bisa untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Kegiatan serupa imbuhnya, harus terus digelar setiap tahunnya. Agar bisa mengangkat potensi-potensi lokal yang ada, dan memberikan peluang usaha bagi masyarakat, seperti halnya dengan beternak domba.

"Saya berharap lomba ini berkelanjutan setiap tahunnya, dan pesertanya cukup banyak antusias, jadi setiap event apa pun memang harus diselengarakan supaya perekonomian juga meningkat," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2024/03/04/202639878/mengintip-festival-domba-di-kebumen-rebutkan-gelar-raja-dan-ratu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke