Salin Artikel

Tertunda Menikmati PLBN Yetetkun Boven Digoel karena Akses Diblokade Warga

BOVEN DIGOEL, KOMPAS.com - Perut sudah kenyang, tim Kompas.com bersama rombongan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), Rabu (16/7/2023) pagi, bersiap menuju Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun, Boven Digoel, Papua Selatan.

Pada esok hari, akan digelar upacara peringatan detik-detik proklamasi kemerdekaan RI.

Rombongan bertolak dari sebuah rumah makan di Tanah Merah, satu kabupaten dengan PLBN Yetetkun. Dari sana, waktu tempuh ke PLBN Yetetkun sekitar empat jam karena harus melalui jalan naik turun dan berliku.

Tepat pukul 11.00 WIT, ketika rombongan hendak masuk ke dalam kendaraan masing-masing, tiba-tiba informasi mengejutkan datang. 

Disebutkan bahwa masyarakat memblokade satu-satunya akses jalan dari Tanah Merah menuju PLBN Yetetkun.

Mendapati informasi itu, rombongan memutuskan menunda perjalanan. Rombongan kemudian kembali ke penginapan dan rencananya akan melanjutkan perjalanan apabila situasi sudah kondusif.

Bahkan, bukan tidak mungkin perjalanan ke PLBN Yetetkun baru akan ditempuh pada Kamis (17/8/2023) subuh.

Rasa khawatir berselubung tanda tanya tiba-tiba menyeruak di benak reporter Kompas.com-Tria Sutrisna-terkait informasi yang datang tiba-tiba itu.

Mengapa masyarakat memblokir jalan?

Ada persoalan apa sehingga masyarakat begitu marah?

Jangan-jangan ada persoalan gangguan keamanan sebagaimana yang sering diberitakan media massa tentang tanah Papua.

Perasaan ini lantas mendorong Tria untuk menghubungi pihak kepolisian.

Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo membenarkan adanya aksi pemblokadean di jalan menuju PLBN Yetetkun.

"Iya benar (ada pemblokadean jalan). Jalan dipalang di pertigaan Mindiptana dan Waropko," ujar Ignatius Benny.

Pernyataan Benny selanjutnya sedikit membuat perasaan lega. Ia menyebutkan, pemblokadean jalan itu bukan dilatari oleh unsur politik, melainkan karena ada kecelakaan lalu lintas.

"Itu pasca-laka lantas. Kalau di Papua istilahnya 'palang jalan'," ujar Benny.

Pemblokadean jalan itu merupakan bentuk unjuk rasa warga yang menuntut penyelesaian masalah kecelakan lalu lintas yang menewaskan warga di Distrik Mindiptana.

Dua warga diketahui menjadi korban tabrak lari di kawasan itu.

"Masyarakat menuntut penyelesaian kasus tabrak lari. Jadi sementara tidak bisa dilintasi. Menunggu proses mediasi oleh Bupati Boven Digoel," lanjut Benny. 

Ia menambahkan, jalan yang diblokade masyarakat itu sebenarnya bukan satu-satunya akses menuju PLBN Yetetkun. Kemungkinan ada jalur lain yang bisa dilintasi.

Akan tetapi, ia tidak mengetahui apakah jalur lain itu memiliki kondisi baik atau rusak.

Melihat kondisi itu, rombongan terpaksa menunggu situasi keamanan membaik terlebih dahulu. Mudah-mudahan jalur itu segera bisa dilintasi agar kita bisa menyaksikan upacara di salah satu beranda Nusantara....

Catatan perjalanan dan kisah dari perbatasan akan tersaji di Kompas.com dalam liputan khusus "Merah Putih di Perbatasan", yang mulai tayang pada Selasa (15/8/2023).

https://regional.kompas.com/read/2023/08/16/13502221/tertunda-menikmati-plbn-yetetkun-boven-digoel-karena-akses-diblokade-warga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke