Salin Artikel

Jadi Saksi Mata Tahunan Jalan Rusak di Lampung, Warga: Dari Masih Jalan Tanah sampai Rusak Lagi

Warga setempat pun menganggap sudah seperti anak tiri bagi pemerintah setempat.

Suwarto (75), warga Kampung Swastika Buana yang tinggal sejak medio 1960-an, mengatakan sudah berkali-kali menjadi saksi perubahan jalan lintas tersebut.

"Dari tahun '60 di sini, waktu itu masih jalan tanah," kata pedagang kelontong itu saat ditemui, Jumat (5/5/2023) pagi.

Sejak saat itulah, Suwarto mengatakan, jalan yang menghubungkan tiga kabupaten itu tidak pernah dalam kondisi bagus.

"Wah, rusak terus, sampai cucung-cucung saya lulus kuliah masih rusak," kata Suwarto.

Menurutnya, saat pertama kali diaspal jalan itu hanya bertahan dalam hitungan bulan.

"Ya di sini dari dulu sudah jadi jalan utama truk angkutan singkong, jadi rusak terus," kata Suwarto.

Suwarto berharap jalan itu bisa diperbaiki secara sempurna, dan tidak rusak dalam waktu dekat.

"Inginnya warga ya maunya jalannya awet," kata Suwarto.

Warga lainnya, Deri, mengatakan, perbaikan jalan jangan hanya karena ada pejabat pusat yang datang.

"Kita maunya jalan dicor, jadi enggak gampang rusak," kata Deri.


Menurut Deri, lantaran lalu lintas yang didominasi truk, maka kekuatan jalan yang diinginkan tidak ala kadarnya.

"Jangan ditambal, rusak, tambal, rusak lagi," kata Deri.

Diberitakan sebelumnya, jalan lintas Simpang Randu-Rumbia yang diperbaiki secara kilat kembali rusak setelah dua hari dikerjakan.

Lapisan aspal di jalan rusak itu mengelupas dan bahkan kembali berlubang.

Pantauan Kompas.com di ruas jalan Simpang Randu wilayah Kecamatan Seputih Banyak pada Jumat (5/5/2023) pagi, lubang berukuran dan dalam seakan menjadi ucapan selamat datang di lokasi tersebut.

https://regional.kompas.com/read/2023/05/05/110832478/jadi-saksi-mata-tahunan-jalan-rusak-di-lampung-warga-dari-masih-jalan-tanah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke