Salin Artikel

Bertemu Danrem Wirasakti, Gubernur Viktor Ajak Ubah Pemahaman Masyarakat soal Tanaman Kelor

Hal itu disampaikan Viktor saat menerima kunjungan Komandan Komando Resor Militer (Danrem) 161/Wira Sakti Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang dan jajarannya di Kantor Gubernur NTT, Selasa (14/2/2023).

“Kita butuh kerja kolaboratif yang lebih masif lagi dalam pembudidayaan kelor yang dikenal sebagai the miracle tree. Kelor NTT dikenal sebagai kelor terbaik di dunia, cuma selama ini, masyarakat NTT berasumsi bahwa kelor ini merupakan tanaman orang miskin," kata Viktor saat pertemuan.

Sebagian masyarakat, kata Viktor, masih merasa hina jika mengonsumsi tanaman kelor. Padahal, kata dia, daun kelor memiliki kandungan protein dan gizi tinggi.

Viktor menambahkan, tanaman itu bisa digunakan sebagai makanan tambahan bagi balita untuk mengatasi stunting.

Viktor pun mengajak Komandan Korem 161 Wirasakti dan jajarannya meningkatkan kerja kolaboratif dalam membudidayakan kelor secara lebih tersistem dan terintegrasi secara modern.

“Sebenarnya sebagai orang NTT kita harus bangga makan kelor. Kenapa harus bangga? Karena dengan mengonsumsi kelor, kita pasti akan sehat, selama ini tanaman Kelor seakan tidak dipedulikan, oleh karena dia tumbuh secara liar, tanpa ada upaya untuk kita budidayakan seperti tanaman hortikultura lainnya," ungkap Viktor.

Viktor menceritakan pemahaman masyarakat Kuba tentang tanaman kelor. Di sana, kata dia, kelor menjadi tanaman berkelas.

Tanaman kelor diolah menjadi berbagai produk, seperti teh kelor dan lainnya. Menu berbahan dasar kelor bahkan dikonsumsi para pejabat tinggi negara itu.

"Sementara kita di NTT, kita menganggap kelor ini adalah tanaman pagar, tidak pantas dikonsumsi oleh manusia dan hanya pantas dikonsumsi masyarakat kelas bawah. Nah, pikiran seperti ini yang namanya mental block, yang harus kita ubah," ujar dia.

Viktor mengaku butuh bantuan Danrem dan jajarannya agar bisa membuktikan bahwa tanaman kelor memberikan dampak positif bagi tubuh.

Bagi Viktor, tanaman kelor ada miracle tree dan harus menjadi tanaman berkelas di Indonesia. Viktor pun dengan bangga menyebut, dengan mengonsumsi kelor orang akan sehat dan cerdas.

Viktor pun memaparkan salah satu bukti daun kelor memiliki protein dan gizi tinggi. Ia mencontohkan sosok Nono, juara kompetisi sempoa dunia asal NTT, yang rutin mengonsumsi kelor.

Viktor mengajak TNI meningkatkan kolaborasi budidaya kelor. Ia yakin, kemiskinan bisa teratasi jika budidaya kelor ditingkatkan dengan teknologi modern.

Apalagi, lanjut Viktor, para perwira tinggi dan prajurit Korem 161 Wirasakti telah melakukan modernisasi pengolahan kelor. Hal itu bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat NTT.

“Kita harus bisa memproduksi kelor sebanyak-banyaknya, karena pasti suatu saat kelor NTT yang terkenal terbaik di dunia akan dicari untuk bisa menjawab tuntutan pemenuhan konsumsi seluruh masyarakat Indonesia bahkan masyarakat dunia," kata Viktor.

“Saya bercita-cita, jika kerja keras bersama jajaran Korem dan semua pihak akan mencapai hasil yang luar biasa, maka saya sangat optimistis Provinsi NTT dapat kita deklarasikan sebagai Provinsi kelor di tahun 2024 nanti," tambah Viktor.

Komandan Korem 161 Wira Sakti Kolonel Infanteri Febriel Buyung Sikumbang mengaku siap bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTT, dalam pembudidayaan Kelor.

“Saya banyak mendengar keberhasilan dari Pejabat Danrem yang lalu, termasuk Pak Iman Budiman (Alamarhum), di mana keterlibatan para prajurit TNI yang total mendukung program Pemerintah Provinsi NTT, khususnya Kelornisasi," kata Febriel.

Febriel berjanji mengerahkan sumber daya TNI untuk meningkatkan budidaya kelor dengan lebih baik lagi.

"Tidak saja kelor, tetapi semua program pembangunan Pemerintah Provinsi NTT, demi mewujudkan kesejahteraan seluruh kita bersama," ujar dia.

https://regional.kompas.com/read/2023/02/15/092458578/bertemu-danrem-wirasakti-gubernur-viktor-ajak-ubah-pemahaman-masyarakat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke