Salin Artikel

Di Balik Misteri Terbunuhnya PNS Saksi Kunci Kasus Korupsi

Sementara disebutkan hanya ada satu CCTV yang menangkap pergerakan Iwan dari rumahnya di kawasan Tembalang menuju ke Kota Semarang, Jawa Tengah, yakni di pertigaan Akademi Kepolisian (AKPOL) atau kawasan Gajahmungkur, di Semarang.

Belakangan saya mengetahui bahwa Polrestabes Semarang telah mendapatkan sejumlah CCTV, bahkan pergerakan Iwan Boedi, hingga ke Pantai Marina, yang berupa tanah kosong dan alang-alang di Semarang, Jawa Tengah.

"Ada, kami sudah mengumpulkan sejumlah bukti CCTV di sekitar tempat ini," ungkap Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar kepada saya di Program AIMAN, Kompas TV, yang tayang setiap Senin pukul 20.30 WIB.

Iwan saksi kunci kasus korupsi

Iwan, seorang pegawai Eselon IV di Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, ditemukan tewas mengenaskan dalam kondisi sejumlah bagian tubuh hilang, yakni kepala, kedua tangan, hingga kaki bagian kanan.

Dua bagian tubuh yang belum ditemukan, yakni kepala dan kaki. Kedua tangan sempat ditemukan berjarak sekitar 10 meter dari tempat di mana jenazahnya ditemukan pertama kali dalam kondisi terbakar.

"Ada kemungkinan bagian tubuh ini dibuang oleh pelaku karena diduga tidak terbakar sempurna," kata Kombes Irwan kepada saya.

Saya ikut dalam proses pencarian sejumlah bagian tubuh yang hilang. Tiga jam ikut pencarian bersama jajaran Kepolisian Polrestabes Semarang dan Polsek setempat, juga dibantu Satpol PP Pemerintah Kota Semarang.

Saya melihat bagaimana alang-alang di sana sangat tinggi, mencapai 5 meter. Proses pembukaan jalur alang-alang untuk mencari bagian tubuh, menjadi bagian pertama yang dilakukan oleh petugas gabungan di sana.

Tapi sayang, pencarian hanya menemukan yang diduga bagian tulang rusuk dari korban.

Iwan Boedi sedianya diperiksa pada keesokan hari, sebelum ia dinyatakan hilang pada 24 Agustus 2022 lalu.

Mayatnya ditemukan dua pekan kemudian, yakni 8 September 2022, di Pantai Marina, Semarang.

Iwan dilaporkan anggota masyarakat atas sebuah kasus dugaan korupsi yang terjadi pada 2010 silam.

Ketua Komite Penyelidikan Pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme Ronny Maryanto, menyebut ada dugaan Iwan Boedi sengaja dibunuh untuk menutupi kasus dugaan korupsi agar tidak merembet ke oknum pejabat.

Ronny mengatakan, selama ini Iwan tidak memiliki masalah dengan orang lain. Hal itu, kata dia, juga disampaikan oleh keluarga Iwan.

Satu-satunya persoalan yang dihadapinya adalah kasus dugaan korupsi, yang rencananya Iwan akan dipanggil sebagai saksi dalam kasus itu.

“Ini kan juga kalau dirunut benang merahnya juga akan nyambung, apalagi ini kasus tidak kecil, Rp 3 miliar, yang hanya digunakan sekitar Rp 300 juta - Rp 400 juta," kata Ronny.

Ronny menduga, jika Iwan membongkar kasusnya, maka ada oknum lain yang bisa terseret kasus ini.

“Ini uang ini ke mana? Sejak 2010 sampai saat ini, uangnya ke mana saja? Kami menduga ada oknum-oknum (lain) juga di balik kasus ini,” ucap Ronny di KompasTV.

Ada kemungkinan motif lain?

Lalu apa motifnya? Ada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama adalah soal dugaan korupsi yang seperti dikatakan Ronny. Meski tak menutup pula kemungkinan kedua, yakni motif pribadi.

Kapolrestabes Semarang yang saya tanyakan soal ini, mengamini kedua motif ini. Meski semuanya harus berbasis penyelidikan yang ilmiah.

Apa pun, rasanya tidak akan lama lagi kasus ini akan terbongkar. Pasalnya, mudah sesungguhnya jika polisi sudah ditemukan CCTV di sekitar TKP.

Polisi memiliki caranya sendiri untuk membuktikan siapa pelakunya, termasuk orang-orang yang berada di sekitar lokasi pembunuhan.

Apalagi dugaan kuat mengarah, Iwan dieksekusi di lokasi kejadian Pantai Marina, Semarang.

Kita tunggu perkembangannya. Jangan sampai ada keadilan yang tertunggak. Terlebih jika menyangkut persoalan korupsi yang bisa jadi melibatkan sosok berkuasa di dalamnya!

Saya Aiman Witjaksono, Salam!

https://regional.kompas.com/read/2022/09/19/06223481/di-balik-misteri-terbunuhnya-pns-saksi-kunci-kasus-korupsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke