Salin Artikel

Relokasi Pasar Johar Kebakaran, Pedagang: Lemes, Enggak Ada yang Tersisa Sama Sekali

Mereka hanya bisa menatap puing-puing bangunan gosong yang hanya menyisakan abu.

Kebakaran di pasar yang berada di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini terjadi sekitar pukul. 18.30 WIB.

Sumber api diketahui berasal dari blok F yang sebagian besar milik pedagang pakaian.

Sebanyak 10 unit mobil pemadam kebakaran diterjunkan untuk menjinakkan api yang menjalar ke ratusan kios pedagang.

Api mulai bisa padam setelah petugas damkar berjibaku selama kurang lebih tiga jam.

Pukul. 21.30 WIB, petugas damkar dengan dibantu TNI/Polri masih terlihat menyemprotkan air ke sisa bara api untuk pendinginan.

Pedagang pakaian, Ayu (37) tak bisa menahan tangisnya saat melihat kobaran api melahap kios beserta dagangannya.

Ayu yang sudah berjualan selama tujuh tahun ini mengaku hanya bisa pasrah karena tidak ada barang dagangan yang bisa diselamatkan dalam peristiwa itu.

"Lemes, semua habis, enggak ada yang tersisa sama sekali. Rata-rata pakaian semua yang terbakar. Ini saya di blok E1," kata Ayu sambil mengusap air matanya.

Saat kejadian, Ayu sudah kembali ke rumah sehingga tidak sempat menyelamatkan barang dagangannya.

"Tadi saya ditelepon pas habis Magrib. Suami saya sudah sampai sini dulu. Kunci yang bawa saya. Sampai sini udah ramai, tadi juga engga boleh masuk. Jadi barang engga bisa diselamatkan sama sekali," ungkapnya.

Ayu mengaku belum bisa pindah berjualan ke Pasar Johar yang baru selesai direvitalisasi karena belum mendapatkan tempat.

"Belum bisa pindah, masalahnya belum dapat tempat makanya maaih di sini (relokasi Pasar Johar)," ucap warga Karangayu ini.

Ia memperkirakan total kerugian barang dagangan yang terbakar mencapai ratusan juta rupiah.

"Total kerugian kira-kira Rp 250 juta. Udah engga ada usaha lain lagi karena bergantung jualan di sini," tuturnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Joko (57) yang melihat kios kakak kandungnya ludes terbakar. "Kios milik kakak saya hangus terbakar malam ini," ucap Joko.

Joko mengaku belum bisa memperkirakan total kerugian kios dan barang dagangan kakaknya yang terletak di blok E2.

"Kalau kerugian belum tahu, jualan pakaian. Semua engga bisa selamat. Untung tidak ada orang waktu kejadian," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Semarang, Agus Harmunanto mengatakan pihaknya sempat mengalami kendala saat memadamkan api.

Sebab, banyak warga yang berkerumun menonton peristiwa sehingga petugas kesulitan masuk ke lokasi.

"Kita sangat sulit masuk ke lokasi. Karena pedagang dan penonton tidak mau minggir. Kalau diberi jalan tadi lebih cepat," ungkapnya.

Pihaknya menerjunkan 10 unit mobil damkar ke lokasi kejadian. "Penyuplai ada dari Kudus 2, Demak 2, Ungaran 2. Ditambah watercannon Polestabes ada 3," ucapnya.

Ia menyebut sebagian besar kios yang terbakar adalah lapak pedagang yang berjualan pakaian.

"Ini sebagian besar kios kain yang mudah terbakar dan anginnya terlalu kencangjadi api cepat membesar," ujarnya.

Ia mengatakan sumber api diduga berasal dari blok F yang sebagian besar kios pedagang kain.

"Diperkirakan titik api dari blok F. Kita lokalisir agar tidak merambat ke blol A, B, C, D," ungkapnya. Ia belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya kebakaran tersebut.

"Masih dalam penyelidikan dengan yang berwenang. Kita hanya mengondisikan pemadaman saja," jelasnya.

Sebelumnya, ratusan kios para pedagang di relokasi Pasar Johar, Kota Semarang hangus terbakar pada Rabu (2/2/2022).

Api mulai melahap pasar yang masih berada di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) ini sekitar pukul. 18.30 WIB.

Kejadian ini menyebabkan kemacetan lalu-lintas karena akses jalan menuju relokasi Pasar Johar di tutup. Selain itu, warga sekitar juga tampak beramai-ramai menonton peristiwa itu.

Sementara, sejumlah mobil ambulan dikerahkan untuk mengangkut seorang pedagang yang pingsan.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/03/074115478/relokasi-pasar-johar-kebakaran-pedagang-lemes-enggak-ada-yang-tersisa-sama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke