Salin Artikel

Arkeolog Sumsel: 4 Tahun Lalu, Ridwan Saidi Juga Bikin Onar soal Sriwijaya

Sekitar empat tahun yang lalu, pria yang akrab dipanggil Babe tersebut juga sempat membuat gaduh dengan mengeluarkan pernyataan yang sama.

Hal tersebut disampaikan arkelog dari Balai Arkegologi (Balar) Sumatera Selatan, Retno Purwati kepada Kompas.com, Kamis (29/8/2019).

Retno menjelaskan, awalnya, Guru Besar Arkeologi UI, Prof Dr Agus Aris Munandar pada Sabtu, 13 Juli 2013 silam, menemukan sumur di Candi Kedaton, situs Muara Jambi. Dari temuan itu, Ridwan Saidi menduga kerajaan Sriwijaya sempat berpusat di Jambi.

“Kemudian Ridwan Saidi bilang, Sriwijaya tidak pernah ada di Palembang, tapi di Jambi. Terus pernyataan itu heboh di seluruh media. Tapi saat komentarnya gak jelas, tampaknya media tidak tertarik lagi. Nah, sekarang bikin onar lagi,” kata Retno.

Diungkapkan Retno, pusat kerajaan Sriwijaya berada di Palembang pada abad ke-7 sampai 10.

Hal itu dikuatkan dengan ditemukannya prasasti sisa-sisa bangunan candi, arca dan 21 situs masa Sriwijaya di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

“Ada tidak kota lain selain Palembang yang punya situs sebanyak itu yang berasal dari kurun waktu antara abad ke-7 hingga 10. Situs-situs arkeologi di Palembang sampai abad ke-14, masa keruntuhan Sriwijaya juga ditemukan. Komplit,” ujarnya.

Retno mengungkapkan, sampai saat ini belum ada bukti kuat bahwa pusat kerajaan Sriwijaya berada di Jambi.

“Tidak ada bukti bahwa pusat Sriwijaya ada di Jambi. Masih bersifat hipotetis,. Penemuan arca emas, perunggu dari batu, temuan damar, anak timbangan dan manik-manik juga di Palembang,” jelas Retno.

Sebelumnya, pernyataan Ridwan Saidi yang menyebutkan kerajaan Sriwijaya adalah fiktif viral di media sosial. Video pernyataan itu viral setelah diunggah di kanal YouTube Macan Idealis.

Dalam video yang diunggah pada 23 Agustus 2019 tersebut, Ridwan Saidi secara tegas menyebutkan bahwa kerajaan Sriwijaya adalah fiktif.

Bahkan, Ridwan Saidi mengklaim telah 30 tahun mempelajari bahasa kuno guna menelisik jejak-jejak keberadaan Kerajaan Sriwijaya.

Hasil penelusuran itu membawanya pada satu hipotesis bahwa kerajaan tersebut fiktif belaka.

Hipotesis itu kemudian ia cetuskan dalam sebuah video wawancara YouTube dalam kanal Macan Idealis.

“Saya sudah 30 tahun mempelajari bahasa-bahasa kuno. Banyak kesalahan mereka (arkeolog), prasasti di Jawa dan Sumatera adalah bahasa Melayu, tapi sebenarnya bahasa Armenia," ujar Ridwan ketika dihubungi Kompas.com, Rabu (28/8/2019).

https://regional.kompas.com/read/2019/08/29/17312891/arkeolog-sumsel-4-tahun-lalu-ridwan-saidi-juga-bikin-onar-soal-sriwijaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke