Salin Artikel

Sedihnya Khofifah Saat Lihat Ikan Bandeng di Pasar...

Kini setelah dirinya ditetapkan menjabat sebagai Gubernur Jatim, kesempatan berkunjung ke lokasi yang sama kembali dilakukan.

Dalam kunjungan ke Pasar Ikan Lamongan bersama dengan Bupati Lamongan Fadeli dan jajaran Forkopimda Lamongan, Khofifah tidak bisa menutupi perasaan sedih saat melihat banyak ikan bandeng yang dijual.

Mengapa?

Dia menilai, ukuran ikan-ikan bandeng yang dijual belum mencukupi untuk dipanen.

“Tadi saya sempat bertanya, kenapa bandeng ini masih kecil-kecil diambil? Katanya sudah waktunya masa tanam,” ujar Khofifah di sela agenda kunjungan ke Pasar Ikan Lamongan, Kamis (13/6/2019).

“Itu artinya ada siklus yang terkonfirmasi nantinya sehingga musim tanam kapan, menyemai (ikan) kapan, diharapkan menjelang saat musim panen (ikan) mereka sudah menghitung musim tanam, sehingga tidak memanen bandeng yang terlalu kecil menurut saya,” lanjutnya.

Evaluasi

Atas dasar inilah, Khofifah mengaku bakal segera berkoordinasi dengan jajarannya di Pemprov Jatim maupun lingkup di bawahnya untuk memetakan permasalahan yang dihadapi para petani tambak di wilayahnya masing-masing.

Salah satunya, mengadakan pembuatan cool storage atau tempat pendinginan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) supaya dapat menyimpan ikan secara segar dengan harapan mengurangi pengaruh stok ikan terhadap siklus pasar.

“Kedua adalah kebutuhan di tempat-tempat pelelangan ikan, seperti di sini adalah cool storage. Tadi Pak Bupati (Lamongan) sudah menyampaikan hal itu. Dua hari lalu Pak Wali Kota Probolinggo juga sudah menyampaikan hal yang sama. Kami coba memetakan kebutuhan cool storage di tempat-tempat pelelangan ikan,” kata dia.

Ukuran ikan yang lebih kecil daripada normal, lanjut Khofifah, jelas membuat harga jual di pasaran pun tidak akan sama dengan biasanya.

Oleh karena itu, para petani tambak mengeluh mengenai harga ikan bandeng mentah saat ini yang terus mengalami penurunan.

Di Lamongan, harga ikan bandeng sempat terjun bebas dari Rp 10.000 menjadi Rp 5.000 per kilogram. Kini, harganya merangkak naik menjadi Rp 7.000-Rp 8.000 per kilogram.

“Sudah mulai turun (harga ikan bandeng) sejak tiga hari sebelum Lebaran kemarin, sekarang perlahan mulai naik lagi. Tentu merugikan bagi para petambak, karena harga jual ikan tidak sebanding dengan perawatan dan budidayanya,” ucap salah seorang petani tambak, Mukhlis.

Strategi Khofifah

Selain melihat potret para petani tambak dan pelaku usaha yang ada secara langsung, Khofifah juga mulai memetakan akar permasalahan. Menurut dia, Pemprov Jatim maupun Pemkab Lamongan dapat saling bersinergi dalam membantu nasib para petani tambak.

Meski demikian, Khofifah mengatakan, Pemprov Jatim sudah memiliki beberapa opsi yang bisa digunakan sebagai solusi mengenai permasalahan ini.

“Kami akan mengkomunikasikan kembali perusahaan-perusahaan yang raw material-nya berbasis ikan. Kami siang, saya ke salah satu perusahaan dari lima perusahaan yang ada di SIER (Surabaya Industri Estate Rungkut) yang memang bahan bakunya adalah ikan, terutama bandeng,” ucap Khofifah.

Sebelumnya, para petani tambak yang ada di Lamongan sempat mengatakan, mereka terpaksa memanen dan menjual ikan bandeng yang mereka pelihara dengan ukuran lebih kecil dari normal, lantaran kini sudah dianggap masuk dalam musim tanam.

“Saya akan mengkomunikasikan bagaimana mereka (perusahaan di SIER) menyerap lebih banyak (ikan). Saya sudah mendapatkan peta kemampuan dari daya serap lima perusahaan itu, sehingga dalam dua atau tiga hari ini, kalau mereka bisa menyerap dalam jumlah lebih besar, insya Allah normalisasi harga bandeng dan mujair relatif akan bisa terdorong untuk bisa sampai harga normal,” ujar dia.

Solusi lain yang ditawarkan oleh Khofifah dan Pemprov Jatim adalah menjajaki peluang untuk bisa memasarkan ikan bandeng segar melalui ekspor.

Salah satu kawasan atau negara yang coba dijajaki untuk adalah Panama yang bakal mulai membuka pasar ekspor per Juli 2019 mendatang.

“Kebetulan pasar ekspor, salah satunya di Panama, ini baru buka mulai Juli. Jadi ada beberapa hal ketika ini oversupply ketika yang kecil dipanen sebab mau musim tanam. Kita memang membutuhkan pasar ekspor yang lebih luas,” tutur Khofifah.

“Pasar ekspor salah satu yang potensial adalah Panama. Tapi kita juga punya opsi lain adalah memaksimalkan perusahaan yang raw material-nya berbasis ikan, terutama bandeng dan mujair. Siang ini, kami berkunjung ke salah satu perusahaan itu untuk memastikan seberapa banyak cool storage mereka bisa menyerap ikan dan berikutnya adalah menyiapkan cool storage sendiri di TPI (Tempat Pelelangan Ikan). Salah satunya, TPI di Lamongan,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lamongan, Muhammad Zamroni mengatakan, pihaknya sudah menggelar sidak terkait penurunan harga ikan bandeng yang terjadi di wilayahnya.

“Memang kemarin (harga) sempat turun, tetapi Alhamdulillah sekarang sudah mulai naik lagi harganya. Kami memperkirakan, harga ikan akan terus mengalami peningkatan seiring dengan datangnya musim kemarau,” tutur Zamroni.

Zamroni juga berjanji akan terus menggelar sidak serupa untuk melihat perkembangan harga jual ikan bandeng sebagai tindak lanjut agar tidak sampai merugikan para petani tambak yang ada di Lamongan.

https://regional.kompas.com/read/2019/06/13/18255951/sedihnya-khofifah-saat-lihat-ikan-bandeng-di-pasar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke