Salin Artikel

Edy Rahmayadi Ingin Pesantren Menjamur di Sumut

Kehadiran pesantren tidak hanya memberi kebaikan kepada para santri tapi juga menghidupkan suasana religius lingkungan sekitarnya.

Hal ini disampaikannya saat bersilaturahmi ke Ponpes Al Mukhlishin di Sibuhuan, Kabupaten Padanglawas.

"Saya senang hadir di sini, apalagi saya dengar banyak hafiz dan hafizah di pesantren ini. Alhamdulillah... Bersyukur saya melihat masih banyak anak-anak yang belajar agama, inilah yang membawa keberkahan di daerah kita. Semoga semakin menjamur pesantren di daerah ini," kata Edy dikutip dari keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Rabu (10/4/2019).

Dirinya memuji Ponpes Al Mukhlishin atas pencapaian yang telah diraih, salah satunya para santri menang di MTQ Nasional.

Pada kesempatan itu, Edy menyerahkan bantuan untuk pembangunan masjid, pesannya, semoga pembangunan dan perbaikan pondok-pondok di pesantren akan meningkatkan prestasi santri.

Silaturahmi dilanjutkan dengan beramah tamah dengan para pengajar dan santri. Selain foto bersama, semua berebut menyalaminya.

Pimpinan Ponpes Al Mukhlishin Sibuhuan KH Achmad Fauzan Nasution menyampaikan, pesantrennya dididirikan pada 1990 oleh seorang tokoh nasional bernama Mukhtar Muda Nasution.

"Beginilah keadaan kami, kondisinya sekarang, seperti yang Bapak lihat. Serba terbatas tapi mudah-mudahan bisa memberi dan berkontribusi bagi daerah dan negara. Kami sangat senang dan bersyukur dengan kedatangan Bapak Gubernur, semoga membawa keberkahan dan cahaya bagi pesantren ini, Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban..." ucapnya.

Dari pesantren ke pesantren

Kunjungan ke pesantren-pesantren ini juga dilakukan Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah.

Saat mengunjungi Pesantren Darul Mursyid di Saiparsolokhole, Kabupaten Tapanuli Selatan pada Selasa (9/4/2019), Musa malah diberi gelar Warga Kehormatan oleh Direktur Pesantren Darul Mursyid Ja'far Syahbuddin Ritonga.

Di hadapan ratusan siswa dan masyarakat yang hadir, Musa mengaku kagum dengan keberadaan sekolah terpadu unggulan ini karena konsep keilmuan (sains) dan keagamaan, namun letaknya di pedalaman dengan segudang prestasi.

Dengan bercanda, dia mengatakan rasa sesalnya baru kali ini bisa datang. Sudah lama dia ingin melihat langsung kondisi fasilitas belajar di tengah hutan berbukit. Apalagi direktur sekolah yang didirikan Almarhum H Ihutan Ritonga ini sudah lama dikenalnya.

“Alhamdulillah kami sampai juga di sini, ini karena izin Allah... Sudah berapa kali diundang dan dijadwalkan lama. Malah sekarang tidak direncanakan, sampai saya di sini. Indahnya daerah ini, ternyata secara arsitektur orang tua kita dulu cukup pintar, termasuk soal ekonomi,” kata Musa.

Modal sumber daya alam memang harus diimbangi dengan pengelolaan yang baik.

Kepada Darul Mursyid, dia berharap terus menjaga nilai keimanan para siswanya sebab dengan keilmuan hebat tidak cukup tanpa ditopang nilai religi yang kuat.

Terlebih misi dari sekolah ini adalah untuk kemaslahatan umat.

“Kita berharap prestasi anak-anak Sumut bisa sampai ke kancah internasional. Kedua, bukan hanya keilmuan, kita ingin juga keimanan terjaga. Jadi takut kita ini tidak kepada manusia tetapi kepada Allah. Artinya, selain kebaikan, bagaimana juga bermanfaat bagi orang lain,” sambungnya.

Direktur Pesantren Darul Mursyid Ja'far Syahbuddin Ritonga menyampaikan keinginanya untuk mengembangkan pondok pesantrennya. Pada 2023 mendatang, Darul Mursyid harus menjadi pusat kejayaan Islam di Sumut.

"Kita terus berkembang, tidak hanya fokus pada lembaga pendidikan, tapi juga lembaga pemberdayaan umat. Kami ingin memperbaiki kesejahteraan umat yang tinggal di sekeliling kita, seperti petani kopi," kata Syahbuddin.

Sebelum ke Pesantren Darul Mursyid, Musa mendatangi Ponpes Al Yusufiah di Jalan Mandailing KM 12 Hutaholbung, Batangangkola, Kabupaten Tapanuli Selatan.

Dia disambut Ustaz Ridwan Amiril Sholeh yang berjuluk Tuan Naborkat. Ridwan menjelaskan, awal 2010 pesantrennya dibangun. Tidak hanya mendidik santri, ponpes ini juga membina dan merawat para orang tua lanjut usia yang mereka namai Warga Emas.

“Kami tak ingin dibilang panti jompo, tapi rumah untuk membina Warga Emas. Kami ingin menghargai sisa umur mereka seperti emas, akhir hidupnya berharga seperti emas. Di usia senjanya digunakan untuk ibadah dan belajar tentang agama. Ada 550 santri yang sedang belajar di sini dan 80 Warga Emas yang diasuh di 40 rumah sebagai tempat tinggalnya," tutur Tuan Naborkat.

Musa juga menjenguk pendiri Ponpes Darul Ulum Muaramaisjambur Syekh Mawardi Lubis yang sedang sakit di rumahnya di Jalan Trans Sumatera Bukittinggi- Padangsidimpuan, Lumbanpasir, Tambangan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada Senin (8/4/2019).

Mawardi adalah anak kandung dari Syekh Haji Abdul Wahab Lubis. Ponpes Darul Ulum Muara Mais terletak di Desa Muaramaistambur, Kecamatan Tambangan. Pesantren ini merupakan salah satu pesantren yang cukup cepat menunjukkan perkembangannya jika dilihat dari usia berdiri di 1990.

Terakhir, masih di hari yang sama bersama Ustaz Abdul Somad, Musa bersilaturahmi dan menghadiri perayaan Isra Mi'raj di Ponpes Musthafawiyah Purba Baru, Kabupaten Madina.

https://regional.kompas.com/read/2019/04/11/08460461/edy-rahmayadi-ingin-pesantren-menjamur-di-sumut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke