Salin Artikel

Sebelum Tewas, Mantan Wakapolda Sumut Ingin Sekolahkan Anak PRT-nya

MALANG, KOMPAS.com - Kematian mantan Wakapolda Sumatera Utara (Sumut) Kombes (Purn) Agus Samad masih misterius. Jajaran kepolisian yang menyelidiki kasus itu belum menentukan penyebab kematian purnawirawan Polri berusia 71 tahun itu karena dibunuh atau bunuh diri.

Kendati demikian, banyak pihak yang terkejut dengan kematian Agus Samad. Salah satunya adalah Suhartatik (52), warga Kali Songo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

Mantan pembantu rumah tangga (PRT) di rumah Samad itu mengaku terkejut mendengar meninggalnya mantan majikannya. Bagi dia, mantan perwira menengah Polri itu merupakan sosok yang baik.

"Abah Samad itu orangnya baik. Dengar kabar meninggal, saya terkejut," kata Suhartatik saat ditemui di rumahnya, Rabu (28/2/2018).

Salah satu kebaikan yang sangat dia rasakan adalah saat Samad meminta anaknya, Eka Maulana yang sempat putus sekolah di kelas IV SD, untuk bersekolah lagi. Bahkan, Samad juga menjanjikan anak itu untuk dimasukkan menjadi polisi.

"Eka harus sekolah. Nanti kalau aku panjang umur tak masukkan polisi," kata perempuan yang biasa disapa Tatik itu menirukan ucapan Samad.

Tidak hanya itu, Samad sempat meminta anaknya yang nomor tiga, Tyas Amelia, untuk dijadikan anak angkat.

Tatik bersama suaminya bekerja selama tujuh tahun di rumah Samad yang ada di Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sekitar tiga tahun yang lalu, ia berhenti bekerja di rumah itu setelah suaminya meninggal. Sejak saat itu, rumah tersebut tidak memiliki pembantu.

Meski demikian, hubungan Tatik dengan keluarga Samad tetap terjalin. Jika butuh bantuan di rumahnya, keluarga Samad selalu memanggil Tatik. Bahkan, saat Samad dan istrinya ke Bali untuk mengurus usaha rumah makan, Tatik selalu diminta untuk menjaga rumah mereka.

Terakhir, Tatik ke rumah tersebut sekitar lima bulan yang lalu saat ada arisan perwira.

Sebelumnya diberitakan, mantan Wakapolda Sumut Kombes (Purn) Agus Samad ditemukan meninggal di rumahnya, Perum Bukit Dieng, Kelurahan Pisangcandi, Kecamatan Sukun, Kota Malang pada Sabtu (24/2/2018) pagi.

Samad yang berada seorang diri di rumah pertama kali ditemukan di taman bagian belakang. Terdapat luka sayat di kedua pergelangan tangan Samad. Sementara kedua kakinya terikat tali rafia. Ujung tali rafia tersebut terikat ke pagar di lantai tiga.

Tidak jauh dari ditemukannya Samad, yakni di ruang makan, terdapat bercak darah. Di lokasi itu ditemukan silet yang juga berlumur darah. Polisi masih mendalami temuan silet tersebut. Sidik jari yang ada pada silet itu sulit untuk diketahui.

Sebelum menjadi Wakapolda Sumut, perwira kelahiran Bukit Tinggi itu pernah menjabat sebagai Kadit Intel di berbagai Kepolisian Daerah (Polda), seperti Polda Riau, Polda Makassar, dan Polda Metro Jaya. Hal itu membuat Samad dikenal sebagai perwira yang akrab dengan dunia intelijen.

https://regional.kompas.com/read/2018/02/28/18524381/sebelum-tewas-mantan-wakapolda-sumut-ingin-sekolahkan-anak-prt-nya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke