Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/05/2017, 18:15 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com – Mantan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif mengatakan bahwa negara tidak boleh keluar dari koridor hukum untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

“Harus melalui dialog hukum jangan hanya melalui keputusan negara saja. Negara tidak boleh semena-mena,” kata Syafii ketika ditemui wartawan di Hotel Inn Garuda, Jalan Malioboro, Kota Yoyakarta, Rabu (10/5/2017).

Buya menilai, HTI juga bisa melawan keputusan negara melalui proses hukum yang diatur undang-undang. Dia mengatakan, melawan keputusan negara melalui langkah hukum merupakan cara yang paling bagus untuk menjawab keresahan HTI tehadap keputusan negara itu.

“Kalau memang (harus) bubar, hormati itu,” kata Buya singkat.

Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, pihaknya sangat menghargai langkah pemerintah yang memutuskan untuk membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Akan tetapi, dia mengingatkan pemerintah bahwa pembubaran organisasi massa itu harus memenuhi aturan hukum dan konstitusi.

“Jadi nanti harus ada proses pengadilan dan diproses di pengadilan,” kata Haedar di Hotel Inn Garuda, Jalan Malioboro, Kota Yoyakarta, Rabu (10/5/2017).

Pihak yang keberatan dengan langkah pemerintah itu, lanjut dia, juga bisa menempuh proses hukum. Lagipula, HTI bukan merupakan lembaga ilegal meski pemerintah memutuskan membubarkannya.

"HTI sudah terdaftar di Kementerian Hukum dan HAM sehingga mereka juga berhak membawa persoalan ini ke ranah hukum," kata Haedar.

Kendati begitu, Haedar mengaku, pihaknya sangat menentang gerakan dengan ideologi yang menentang Pancasila seperti membentuk negara agama.

(Baca juga: HTI Sumut: Kalau Dibubarkan, Dakwah Tetap Jalan karena Ini Kewajiban)

Dia menegaskan, pihaknya menyatakan, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang tidak boleh diganti.

“Tapi pembubaran ormas seperti itu kewenangan negara. Tugas kami membina umatnya agar punya kerangka pikir lurus komprehesif dalam keIslaman dan bernegara. Dalam konteks bernegara kami punya dasar negara, yaitu Pancasila. Pancasila itu juga patokan untuk semua orang Muhammadiyah,” ujar Haedar.

 

 

Kompas TV HTI Tolak Rencana Pembubaran
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com