Polisi Pastikan Jenazah Ketujuh Korban Longsor Ponorogo Bernama Tuniah

PONOROGO, KOMPAS.com - Hasil identifikasi tim DVI Biddokes Polda Jawa Timur menyebutkan, jenazah ketujuh korban tanah longsor Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo adalah Tuniah.

"Berdasarkan data primer dan sekunder, jenazah ketujuh yang ditemukan Djemirin, Rabu (3/5/2017) adalah Tuniah," kata Kapolres Ponorogo, AKBP Suryo Sudarmadi, Selasa (9/5/2017) pagi.

Menurut Suryo, kepastian korban bernama Tuniah dilihat dari beberapa ciri. Jenazah perempuan dengan tinggi 149 cm dan berumur 50-70 tahun ini memiliki tahi lalat di punggung kiri atas.

Baju dan celana yang dikenakan korban juga dikenali keluarganya. Jenazah mengenakan kaos lengan panjang warna merah tanpa merk dan bertuliskan peserta Universitas Muhamadiyah, kaos kaki panjang warna hijau, serta celana panjang kain warna orange.

"Dari dua ciri itu jenazah itu teridentifikasi bernama Tuniah," jelas Suryo.

Mengenai dua jenazah yang ditemukan sebelumnya, Suryo mengaku belum mendapatkan informasi dari tim DVI Biddokes Polda Jatim.

Diberitakan sebelumnya, seorang petani bernama Djemirin (50) menemukan satu jenazah korban hilang tanah longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, saat pulang dari sawah. 

Jenazah berjenis kelamin perempuan tersebut merupakan jasad ketujuh yang ditemukan sejak bencana terjadi Sabtu (1/5/2017).

"Tadi jenazahnya ditemukan di sektor B oleh seorang petani bernama Djemirin, Rabu (3/5/217) sekitar pukul 14.00 WIB. Jasad dalam kondisi rusak, di salah satu aliran sungai di Dukuh Tangkil, Desa Banaran, Kecamatan Pulung, " ucap Suryo.