Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yani, Gajah Kebun Binatang Bandung Dibiarkan Sekarat

Kompas.com - 10/05/2016, 16:31 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Siang itu, mega mendung menggelayut di langit Bandung. Di bawah pepohonan rimbun hutan kota di Jalan Taman Sari, seekor gajah Sumatera bernama Yani tengah menunggu ajal di bawah terpal.

Yani merupakan salah satu koleksi satwa di Kebun Binatang Bandung yang tengah sakit. Gajah berusia 40 tahun itu ambruk pekan kemarin atau tepatnya pada Selasa (3/5/2016) lalu.

Yani yang mengalami kelumpuhan hanya bisa terbaring di bawah alas jerami beratapkan terpal. Gajah itu dikurung di dalam terpal berwarna biru untuk menghadang pandangan pengunjung.

Dari keterangan orang dalam Kebun Binatang Bandung yang enggan disebutkan namanya, Yani terpaksa "dibiarkan" terkulai di bawah terpal lantaran minimnya sarana perawatan hewan di kebun binatang.

"Itu inisiatif pawang untuk pengobatan alami, karena tidak ada alat untuk ngangkat, jadi dibiarkan. Pihak pengelola tahu, tapi tidak ada penanganan serius atau terkesan acuh," kata sumber terpecaya Kompas.com saat ditemui di Kebun Binatang Bandung, Selasa (10/5/2016).

Ironisnya, para pawang belum mengetahui diagnosa penyakit Yani. Pasalnya, saat ini pihak Kebun Binatang Bandung sudah tak memiliki dokter hewan.

"Karena tidak ada diagnosa jadi kita khawatir ada apa-apa. Kemarin sempat diberi penanganan seadanya. Saya maksain yang sebetulnya bukan kewenangan saya, saya kasih antibiotik, kalsium. Itu harusnya ambil sampel darah uji ke laboratorium. Di sini sudah tidak ada dokter," ucapnya.

Dia mengatakan, biasanya gajah kebun binatang mempunyai harapan hidup sampai 70 tahun. Namun, melihat kondisi Yani yang tak mendapat penanganan seirus, dia memprediksi Yani hanya akan bertahan selama dua pekan.

"Usia Yani masih panjang, masih produktif. Tapi saya prediksi umurnya tinggal dua minggu bisa bertahan. Bisa dibilang sekarat. Gejalanya sudah terlihat dari beberapa minggku kemarin, badannya kurus, nafsu makan hilang. Karena tak mendapat perawatan yang baik, dia ambruk," tuturnya.

Para pawang, kata dia, sulit untuk memberikan perawatan maksimal lantaran tak mendapat perhatian dari pengelola.

"Pawang sudah bersiap menunggu ajal Yani. Setiap hari tidur di dekat kandang takutnya Yani mati. Kasihan Yani, tiap hari dia mengerang kesakitan," ujarnya.

Bagian kesehatan dibekukan

Tak terurusnya kesehatan Yani menjadi secuil bukti tak profesionalnya pengelolaan di Kebun Binatang Bandung. Dia mengatakan, sejak tahun lalu, pengelola kebun bintang telah membekukan bagian kesehatan. Hal tersebut membuat kondisi kesehatan hewan tak terurus dan cenderung memprihatinkan.

"Sekarang tidak ada dokter hewan, bagian kesehatan hewan dibekukan dari tahun kemarin," katanya.

Tanpa adanya dokter hewan, praktis perawatan satwa di kebun binatang tak dilakukan.

Masih dari sumber Kompas.com, perawatan hewan seperti pemberian obat cacing setiap tiga bulan sekali sudah tak dilakukan sejak tahun lalu.

"Jangankan untuk pengobatan, untuk pencegahan saja tidak ada sama sekali, dulu obat cacing diberikan tiga bulan sekali untuk seluruh binatang, sekarang tidak ada," jelasnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com