Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Dua Ekor Harimau Sumatera di Kantor BKSDA Bengkulu Memprihatinkan

Kompas.com - 04/09/2015, 15:27 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Di salah sudut kantor Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, terdapat sebuah kandang jerat dengan kondisi memprihatinkan. Di dalam kandang itu, terdapat dua ekor harimau Sumatera bernama Elsa dan Giring.

Elsa, harimau betina berusia sekitar enam tahun, diamankan BKSDA sejak 2 April lalu. Dia ditemukan dalam kondisi terjerat perangkap pemburu. Akibat jerat itu, telapak kaki kanan Elsa terluka parah membuat empat jari kaki kanan depannya terpaksa diamputasi.

Seekor harimau lain adalah Giring, seekor pejantan berusia sekitar tujuh tahun. Giring sudah "tinggal" di kantor BKSDA Bengkulu sejak 26 Februari 2015. Dia ditangkap karena memangsa manusia di sebuah perkebunan karet di Kabupaten Seluma.

Erni Suryanti, dari Unit Konservasi, Kesehatan dan Penyelamatan Margasatwa BKSDA Bengkulu, mengatakan unitnya sudah merekomendasikan agar Giring, yang kondisinya sehat, dilepasliarkan kembali.

Namun, sebelum di kembalikan ke alam bebas, Erni menyarankan sebuah kandang perawatan yang memadai untuk tetap mempertahankan sifat liar Giring. Sedangkan Elsa, yang dalam kondisi cacat, bisa dimanfaatkan untuk program pembiakan.

"Kami hanya memberikan rekomendasi setelah kondisi harimau itu diperiksa secara medis. Di Sumatera tidak ada program pelepasliaran harimau bermasalah sehingga kami mengalami kesulitan," ujar Erni kepada Kompas.com, belum lama ini.

Erni menambahkan, seharusnya kedua harimau itu, terutama Giring, harus segera dilepasliarkan. Sebab, jika mereka terlalu lama berada di dalam kandang dan selalu berinteraksi dengan manusia maka kedua hewan buas itu akan kehilangan sifat liarnya.

Permasalahan bertambah karena BKSDA Bengkulu tak memiliki fasilitas memadai dan representatif untuk melatih kembali kedua harimau tersebut. "Sejak ditangkap keduanya masih berada di kandang jerat. Seharusnya mereka berada di kandang perawatan untuk mempertahankan sifat liarnya. Sayangnya fasilitas itu tidak ada," tambah Erni.

Selama berada di kandang, BKSDA memberi makan kedua harimau itu dengan seadanya yaitu 8-10 kilogram daging babi tiap dua hari sekali. "Kami memilih daging babi karena harganya lebih murah dibanding daging sapi. Terkadang mereka puasa sampai tiga hari karena anggaran untuk membeli daging terbatas," lanjut Erni.

Keterbatasan anggaran tak hanya mempengaruhi asupan makanan untuk kedua harimau itu.  Beberapa jenis obat dan pemeriksaan laboratorium juga terkendala. Sehingga, tak jarang obat-obatan yang seharusnya dikonsumsi kedua harimau itu tidak diberikan.

Dalam beberapa tahun terakhir telah mengamankan sembilan ekor harimau bermasalah dengan berbagai sebab mulai menjadi korban perangkap pemburu hingga konflik dengan manusia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com