Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Patrige Renwarin mengatakan, para pekerja menolak membentuk tim perwakilan untuk menemui Presiden Direktur PTFI, Maroef Sjamsoeddin, yang berada di Jakarta.
"Mereka hanya ingin Presiden Direktur PTFI menemui pengunjuk rasa dan menjawab tuntutan mereka di lokasi blokade," jelas Patrige, Selasa malam.
Ketegangan sempat berlangsung di lokasi blokade ketika perwakilan manajemen ingin masuk ke lokasi tambang untuk melakukan perawatan areal dan peralatan tambang. "Namun pekerja menolak, dan mengatakan bahwa merekalah yang bertanggung jawab untuk perawatan tambang, karena tambang itu adalah periuk nasi mereka," jelas Patrige.
Setelah melalui tawar menawar, akhirnya pihak manajemen dan pengunjuk rasa sepakat untuk melakukan kegiatan perawatan tambang Rabu (18/3/2015) esok. Hingga malam ini, ratusan pekerja tambang masih menduduki lokasi blokade
Seperti diberitakan, ratusan pekerja tambang menggelar unjuk rasa sejak Senin (16/3/2015) pagi. Mereka menuntut insentif dan promosi sebagai kompensasi kepada mereka yang tidak terlibat dalam mogok kerja di tambang Grasberg, September 2014 lalu.
Selain itu, para pekerja yang berasal dari tujuh suku juga meminta perusahaan tegas memberikan sanksi kepada pekerja tambang yang mogok sesuai pedoman hubungan industrial yang disepakati dalam Perjanjian Kerja Bersama PTFI. Blokade ini mengakibatkan aktivitas tambang di Grasberg dan tambang bawah tanah lumpuh total.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.