Kata Risma, sebenarnya kuliner khas di Surabaya tidak hanya rawon setan. Ada juga rawon kalkulator dan rawon mayit (jenazah). Risma juga menjelaskan mengapa sampai ada nama menu makanan yang terdengar tidak lazim di telinga tersebut.
"Kenapa disebut rawon setan, karena bukanya selalu malam hari, tapi sekarang karena sudah ramai, bukanya jadi 24 jam," katanya saat menyampaikan sambutan dalam rapat koordinasi pusat dan daerah tentang kebudayaan yang digelar Kementerian Pendidikan di Surabaya, Rabu (2/4/2014) sore.
Sementara itu, wali kota yang diusung PDI-P ini menuturkan bahwa rawon kalkulator dinamakan demikian karena si penjual saat menghitung makanan pembeli justru tanpa kalkulator.
"Karena sudah terbiasa dan hafal di luar kepala, penjual menotal sendiri dengan kata-kata yang cukup cepat layaknya kalkulator, karena itu dinamakan rawon kalkulator," ujar wali kota perempuan pertama di Surabaya itu.
Adapun rawon mayit (jenazah), lanjutnya, sebenarnya jauh dari kesan horor namanya. Dinamakan demikian karena lokasi warung berdekatan dengan kamar mayat RSU dr Soetomo Surabaya.
Siapa yang sudah mencoba?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.