Dinas Pertanian Demak menyatakan, sebanyak 9.025 hektar sawah yang tersebar di 9 kecamatan diterjang banjir. Dari jumlah tersebut, sebanyak 2.031 hektar sawah mengalami puso atau gagal panen. Akibatnya, petani merugi Rp 10 miliar lebih.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Demak, Wiwin Edi Wibowo, Senin (3/2/2014) mengatakan, padi yang terendam banjir rata-rata berusia antara 35 – 60 hari. Karena tergenang air selama berhari-hari, tanaman padi tidak dapat tumbuh maksimal dan akhirnya mati.
“Jumlah padi yang puso masih bisa bertambah, mengingat masih ada sawah yang tergenang air,” terangnya.
Luas areal pertanian yang paling parah dilanda banjir, yakni Kecamatan Wedung. Dari 3.518 hektar sawah yang tergenang air, sebanyak 1.050 hektar mengalami puso. Kecamatan lainnya yang mengalami gagal panen di antaranya Mijen sebanyak 386 hektar, Karanganyar 298 hektar, Sayung 290 hektar dan Kecamatan Demak Kota sebanyak 7 hektar.
“Setiap musim tanam, luas tanam di Kabupaten Demak mencapai 50.000 hektar lebih. Sedangkan yang terkena puso hanya 0,4 persen saja. Jadi tidak mempengaruhi produksi beras Demak,” kata Wiwin.
Untuk mengurangi beban petani, lanjut Wiwin, Pemerintah Kabupaten Demak telah mengusulkan kepada pemerintah pusat agar memberikan bantuan bibit. "Kami sudah minta bantuan bibit ke Departemen Pertanian,” jelas Wiwin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.