Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gas 3 Kg Langka di Demak, Warga Memasak Pakai Kertas

Kompas.com - 29/01/2014, 17:41 WIB
Kontributor Demak, Ari Widodo

Penulis


DEMAK, KOMPAS.com — Gas elpiji ukuran 3 kilogram di Demak, Jawa Tengah, dalam beberapa hari terakhir ini mengalami kelangkaan. Kondisi itu banyak dikeluhkan warga dari berbagai kalangan, terutama ibu rumah tangga dan pedagang makanan. Padahal, gas bersubsidi tersebut merupakan kebutuhan vital warga untuk keperluan memasak.

Musyarofah (34), warga Perumahan Wijaya Kusuma II, Demak, menjelaskan, selain harganya mahal Rp 25.000 per tabung, gas elpiji 3 kilogram juga sulit dicari. Kesulitan itu dirasakannya sejak banjir melanda Demak dan sekitarnya selama dua minggu ini.

"Di perumahan sudah tidak ada lagi gas elpiji 3 kilogram. Pusing mas, tidak bisa masak, mencari ke mana-mana juga susah. Sudah mahal, sulit lagi," keluh Musyarofah, Selasa (29/1/2014).

Keluhan serupa juga disampaikan Nur Hidayah (25), warga Desa Pilangsari, Kecamatan Sayung, Demak. Dia mengaku sudah seminggu ini sejumlah warung dan toko di wilayahnya tidak memiliki stok gas elpiji 3 kilogram. Untuk memasak, ia terpaksa menggunakan kertas dan dus bekas serta sisa-sisa triplek dan papan bekas.

"Biar dapur tetap mengepul, saya siasati memasak dengan kertas. Pokoknya yang bisa dibakar. Lha, mau memakai kayu, basah kena hujan," kata Nur.

Sementara itu, Rohimah (57), salah satu sub agen elpiji di Desa Kalikondang, Demak, mengatakan, sejak banjir melanda Demak dan hingga saat ini, ia kesulitan mencari gas elpiji 3 kilogram. Bahkan oleh agen, ia hanya dipasok gas 3 kg sebanyak 5 tabung saja, padahal biasanya ia mendapat jatah sebanyak 20 tabung setiap harinya.

Selain itu, untuk mendapatkan pasokan gas, ia juga harus antre terlebih dahulu. Guna memenuhi kebutuhan pelanggannya, ia juga antre ke agen lain. Jika beruntung, ia bisa membawa pulang 1- 2 tabung gas, terkadang hanya bisa gigit jari saja.

"Mobil elpiji pernah saya hentikan untuk membeli beberapa tabung elpiji, tapi tetap tidak diberi oleh sopirnya," kata Rohimah.

Rohimah menduga, sulitnya mendapatkan elpiji ini karena ada unsur kesengajaan dari oknum yang tidak bertanggung jawab, apalagi saat ini mendekati pemilihan legislatif. "Saat tanya ke agen, katanya konsumen semakin banyak sehingga stok elpiji cepat habis. Lihat sendiri di toko saya, tidak ada elpiji toh Mas," kata Rohimah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com