Hasil otopsi tim KBS menemukan memar atau trauma di leher bagian kiri. Memar tersebut ditunjukkan adanya otot yang berwarna kebiru-biruan, serta adanya beberapa pembulu darah kecil yang pecah.
"Organ dalam seperti seperti usus, paru-paru menunjukkan kondisi normal tidak ada tanda-tanda keracunan," kata Direktur Oprasional Kebun Binatang Surabaya, Dr Liang Kaspe, Rabu (15/1/2014).
Dari tanda-tanda tersebut, Liang menduga kematian kambing gunung tersebut karena murni kecelakaan. "Dia ditabrak oleh rusa yang ada di sebelahnya. Tubuh kambing gunung ini masih kecil karena baru berusia enam bulan," tambahnya.
Kejadian ini, kata dia, akan menjadi evaluasi karena kandang yang dipakai kambing gunung harusnya jauh dari rusa.
Saat ini, kandang kambing gunung dan rusa tidak ada jarak, hanya dibatasi kawat saja. Anak kambing gunung sengaja tidak diletakkan di tempat kambing gunung dewasa untuk menghindari adu fisik.
Saat ini koleksi anak kambing gunung KBS tersisa 18 ekor. Tiga jantan, empat betina dan 11 di antaranya belum diketahui jenis kelaminnya karena masih berusia muda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.