Menurut Syaiful Bahri, anggota keluarga Taibah, pria ini nekat melaut menggunakan perahu tanpa mesin karena di kepulauan sudah tidak ada solar sejak daerah itu dilanda krisis bahan bakar minyak (BBM) dua pekan terakhir. Taibah memaksakan diri melaut karena sudah tidak punya uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga dengan melaut, diharapkan bisa memperoleh ikan untuk dijual.
"Saya menduga Taibah sudah hilang ditelan ombak. Sebab sudah seminggu kondisi ombak besar dan perahu yang dipakai Taibah tanpa mesin, sehingga mudah terombang-ambing ombak besar," kata Syaiful.
Pihak keluarga Taibah sendiri beserta nelayan lainnya sudah mencoba mencari dengan Taibah dengan menelusuri pantai di pulau Sapeken dan sekitarnya. Namun tidak ada satupun di antara mereka yang menemukan Taibah ataupun jasadnya. Kini keluarga Taibah sudah pasrah dengan melakukan shalat gaib.
"Tak ada satupun nelayan yang berani mencari ke tengah laut di tengah kondisi ombak besar. Apalagi hanya menggunakan perahu dayung," tandasnya.
Di hari yang keenam ini, segenap keluarga Taibah sudah mengikhlaskan kepergiannya. Bahkan keluarga akan menggelar tahlilan. Jika sewaktu-waktu Taibah kembali lagi dalam keadaan hidup, maka keluarga akan sangat bergembira dan bersyukur sebagai sebuah keajaiban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.