Penumpang yang hendak masuk ke dalam kapal, harus rela saling berhimpitan untuk bisa mendapatkan tempat. Daeng Muhammad Sultan, salah satu penumpang mengaku kecewa dengan tidak terangkutnya ratusan penumpang itu.
Sebab banyak dari penumpang yang tidak terangkut, sudah berhari-hari menginap di pelabuhan untuk menunggu keberangkatan kapal ke pulau Kangean.
"Kalau sudah menjelang lebaran, kejadian pasti seperti sekarang ini. Seharusnya pemerintah Kabupaten Sumenep mengambil inisiatif untuk menambah armada kapal menuju pulau Kangean,” ungkap Daeng, yang juga Kepala Desa di Kangean, Minggu (28/7/2013).
Kapal yang berangkat tadi siang itu kondisinya sangat membahayakan bagi penumpang. Sebab jumlahnya sudah melebihi kapasitas maksimal. Awak kapal juga terkesan membiarkan kondisi tersebut tanpa memikirkan dampaknya ketika diterjang ombak ataupun badai.
Kapal yang dijadwalkan berangkat malam ini, terpaksa diberangkatkan jam 12.00 WIB tadi. Sementara itu Bambang Supriyono, Manager Operasional PT Sumekar selaku operator Kapal DBS mengatakan, melihat jumlah penumpang yang sudah membludak, pihaknya tidak bisa menahan kapal terlalu lama di pelabuhan.
Apalagi penumpang sudah memasuki kapal di luar jadwal yang ditentukan operator. "Dengan kondisinya yang terus membludak, maka terpaksa kami berangkatkan lebih awal. Pertimbangan karena kawatir penumpang semakin berjejal masuk ke dalam kapal,” terangnya.
Bambang menambahkan, untuk penambahan armada kapal bukan wewenangnya dan itu mustahil dilakukan. Sebab kapal yang melayani penyebrangan menuju pulau Kangean tidak hanya DBS saja, melainkan ada kapal lainnya seperti Kapal Perintis, kapal cepat dan lainnya yang juga hampir setiap hari melayani penyebrangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.