Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Perahu di Pangkep Ditemukan Tewas Terikat?

Kompas.com - 26/07/2013, 11:51 WIB
Kontributor Makassar, Rini Putri

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Satu dari dua korban perahu tenggelam yang hilang di perairan Kepulauan Pangkep, Sulawesi Selatan, ditemukan oleh nelayan dalam keadaan tewas. Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com, Jumat (26/7/2013) pagi, korban bernama Aisya (40).

Aisya kabarnya ditemukan dalam keadaan terikat di tali perahu. Penemuan itu berawal ketika sejumlah nelayan yang juga merupakan keluarga korban menyelam pada Kamis kemarin menggunakan kompresor sebagai alat bantu pernapasan.

Mereka berniat untuk mencari bangkai perahu yang tenggelam setelah dihantam gelombang ombak di antara Pulau Layya dan Pulau Karanrang, atau di sekitar Pulau Polewali.

Di kedalaman 10 meter, nelayan menemukan jasad Aisya. Sejumlah nelayan kemudian melepas ikatan dan mengangkat jasad Aisya beserta bangkai kapal ke permukaan. Setelah itu, jasad dibawa ke rumahnya di Pulau Karanrang.

Sejauh ini, belum diketahui penyebab terikatnya Aisya di tali perahu. Namun diduga kuat, kondisi ini yang menyebabkan tubuh korban ikut tenggelam bersama bangkai kapal. 

Ketua Basarnas Provinsi Sulselbar, Roki Azikin, yang dihubungi terpisah malah membatah kabar yang menyebutkan korban ditemukan dalam kondisi terikat. Dia hanya menjelaskan, Aisya ditemukan oleh tim SAR dibantu nelayan pada sekitar pukul 10.30 Wita, Kamis kemarin, dalam keadaan terapung di laut.

"Tidak-tidak, tubuhnya terapung dan ditemukan oleh tim SAR dan nelayan kok, sekitar pukul 10.30 kemarin," jawabnya singkat.

Hingga siang ini, tim SAR masih melakukan pencarian satu korban lain bernama Mardiah (12). Seperti diberitakan sebelumnya, perahu jenis joloro yang dikemudikan oleh Rahman (30) membawa tujuh orang penumpang, dan bahan bangunan berupa besi dari pelabuhan kota Kabupaten Pangkep menuju Pulau Karanrang, pada Selasa (23/7/2013) malam.

Di tengah perjalanan, perahu itu dihantam gelombang hingga perahu tersebut terangkat dan tenggelam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com