Didampingi sang suami St Tamba Naibaho, perempuan yang juga seorang guru itu menerima ucapan turut berbelasungkawa sambil terus menyebutkan dan memanggil nama Hendra.
"Ikkon ho do manjalo halakon anakku na burju (Harus kau yang menerima teman-temanmu ini anakku)," katanya sambil terus berurai air mata dan sesekali menyeka dengan ulos yang melilit di lehernya.
Perempuan dengan 7 anak, 4 putri dan 3 putra ini, mengungkapkan kesedihan dalam andung-andung (nyanyian duka) pada acara kebaktian yang dipandu pengurus gereja HKBP Pangururan.
Ratusan pelayat ikut larut dalam tangis dan duka melihat kesedihan ibunda dan adik-adik almarhum. "Boasa pittor lao ho Abang (kenapa terus berangkat kau Bang)...!" jerit salah seorang adik perempuan almarhum tak kuasa menerima kenyataan abangnya telah tiada.
Sesuai rencana, Hendra Rico Naibaho akan dimakamkan di pemakaman HKBP Bolon Pangururan, Sabtu (13/7/2013) sore. Sebelumnya, jenazah korban tewas ini dibawa menggunakan ambulans dari RS Pirngadi Medan, Jumat (12/7/2013) dan tiba malam harinya di Pangururan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.