KOMPAS.com - Sejumlah orang tua siswa Sekolah Dasar Inpres (SDI) Ilegetang di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengeluh lantaran dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) untuk anak mereka tak kunjung diterima.
PL (47), salah satu orang tua siswa mengaku sudah lebih dari sekali meminta penjelasan pihak Bank BRI setempat, namun tak kunjung mendapat jawaban pasti.
"Kami sudah beberapa kali bolak balik Bank BRI sama saja. Pihak bank bilang masih konfirmasi ke pusat," ujar PL saat ditemui di Maumere, Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Program Indonesia Pintar di Serang Dikorupsi, Negara Merugi Rp 1,3 Miliar
PL menuturkan awalnya pada 27 Januari 2024, dirinya menerima informasi dari pihak sekolah bahwa anaknya terdaftar sebagai salah satu penerima bantuan dana PIP.
Orangtua diminta ke sekolah membawa serta kartu keluarga (KK), kartu tanda penduduk (KTP), dan fotocopy rapor anak.
"Awalnya saya bingung kok bisa anak saya dua-duanya terima dana bantuan PIP. Pihak sekolah bilang itu data dari sana," tuturnya.
Selanjutnya data tersebut diverifikasi oleh pihak Bank BRI pada 29 Januari 2024.
Awalnya, PL mengira pada tanggal 1 atau 2 Februari 2024 buku bank sudah diterima. Namun ternyata baru diterima pada 18 Maret 2024.
"Pada 18 Maret kami dipanggil lagi ke sekolah untuk mengambil buku bank. Saat itu pihak sekolah meminta kami ke bank untuk mengecek uang," tuturnya.
Baca juga: 2 Honorer Pemkot Sukabumi Ditetapkan Tersangka Korupsi Program Indonesia Pintar
Pada hari itu juga dirinya datang ke Bank BRI untuk memastikan apakah uang dana PIP sudah masuk atau belum. Namun pihak bank menyarankan membuat ATM.
Setelah pembuatan ATM, PL menanyakan kejelasan kepada pihak bank. Namun dia diminta menunggu karena uang segera masuk ke rekening.
"Beberapa lama menunggu akhirnya saya cek tapi uang belum juga masuk. Saya tanya pegawai bang, mereka bilang tunggu saja," ujarnya.
Beberapa waktu kemudian PL kembali mendatangi bank untuk mengecek, namun hasilnya masih sama.
Beberapa hari lalu PL mendatangi Bank BRI untuk mencetak rekening koran. Dia kaget ternyata ada uang masuk sebesar Rp 225.000, namun sudah ditarik kembali.
"Kami tidak tahu kenapa bisa seperti ini. Semoga kami bisa mendapat jawaban yang pasti terhadap situasi ini," katanya.