SERANG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar menyayangkan matinya 26 ekor badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) akibat aksi para pelaku perburuan hewan dilindungi itu.
Diketahui, 26 ekor badak Jawa mati dari keterangan dua jaringan pemburu yang telah ditangkap oleh Polda Banten.
Baca juga: 2 Jaringan Pemburu Jual Cula Badak TNUK ke China untuk Obat dan Kosmetik
"Saya menyayangkan itu (26 badak mati diburu), dan saya imbau agar itu tidak terjadi lagi (aksi perburuan liar di TNUK)," kata Al Muktabar kepada wartawan usai menghadiri peluncuran maskot Pilkada Banten di Stadion Maulana Yusuf, Serang, Sabtu (1/6/2024) malam.
Al Muktabar menyerahkan proses hukum para pelaku kepada kepolisian. Dia berharap para pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya untuk memberikan efek jera.
"Saat ini tahapannya sedang di tahapan penegakan hukum. Dan itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya," tegas Al Muktabar.
Apalagi, kata Al Muktabar, hewan dengan nama latin rhinoceros sondaicus itu harus dijaga. Selain itu, upaya pelestarian berjalan dengan baik agar habitatnya terjaga.
Sehingga, Al Muktabar meminta masyarakat sekitar berperan aktif menjaga terutama generasi mudanya.
"Jaga betul karena itu entiti kita kelangkaannya luar biasa dan tentu kita jaga dengan baik dan kita akan mendapatkan manfaat yang besar nantinya," ujar dia.
"Ini membutuhkan pengawasan bersama, pengawasan masyarakt harus lebih baik," sambung Al Muktabar.
Ke depan, lanjut Al Muktabar, masyarakat sekitar TNUK juga akan dilibatkan, dan mendapatkan manfaat dari ditetapkannya TNUK sebagai geopark nasional.
"Itu menjadi lapangan pekerjaan di sana, dan jalan sumur taman jaya akan dibangun. Sehingga kawasan itu menjadi tujuan wisata yang baik," tandas dia.
Baca juga: Badak Jawa Bara dan Jara Jadi Maskot Pilkada Banten 2024
Sebelumnya diberitakan, Kapolda Banten Irjen Pol Abdul Karim menyebut sudah menangkap 13 pelaku perburuan badak.
Pihaknya mendapatkan keterangan 26 ekor badak mati untuk diambil culanya.
Sebanyak 13 pelaku berasal dari dua jaringan yang dipimpin Sunendi dan Suhar. Kelompok itu menjual cula badak kepada pembeli di negara China untuk bahan kosmetik dan obat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.