SEMARANG, KOMPAS.com - Imbauan untuk tidak melakukan kegiatan study tour ditanggapi serius oleh sejumlah sekolah di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Kegiatan study tour menjadi perbincangan setelah terjadi kecelakaan maut rombongan siswa di Subang, Jawa Barat (Jabar) beberapa waktu lalu.
Kepala SDN Sendangmulyo 3 Semarang, Kuntari Endah Sarini setuju dengan pelarangan untuk melakukan study tour yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Kota Semarang.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga Uno Tak Setuju Study Tour Ditiadakan
"Kalau menurut saya kalau anjuran dari pemerintah itu, memang tidak usah dilakukan kami mendukung," jelas Kuntari saat dihubungi kompas.com, Kamis (16/5/2024).
Dia menjelaskan, program study tour memang sudah banyak dilakukan di sejumlah sekolah, terutama sekolah menengah ke atas.
"Untuk kami di tingkat sekolah dasar. Kalau di tingkat sekolah dasar itu outing class," ujar dia.
Dia menjelaskan, untuk kegiatan outing class berbeda dengan study tour karena diadakan di dalam kota dan dapat membantu pembelajaran anak didik.
"Dengan catatan bahwa pembelajaran di luar kelas bisa menunjang kurikulum sehingga aplikasinya bisa di luar kelas," kata Kuntari.
Menurutnya, yang menjadi permasalahan program study tour karena dilaksanakan di luar kota yang dapat menimbulkan risiko saat perjalanan.
"Mungkin dalan study tour itu juga ada unsur refreshing juga," imbuhnya.
Hal yang sama dikatakan, Kepala SDN Dadapsari Semarang, Siti Lestari. Menurutnya, seorang guru tupoksinya mengajar dan mendidik.
"Setuju (pelarangan study tour) karena guru tupoksinya mengajar dan mendidik," jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, imbauan agar tidak melakukan study tour juga sudah disampaikan ke dewan guru.
"Karena imbauan juga baru diterima. Baru sampai guru," ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto mengatakan, imbauan agar tidak melakukan study tour sudah dilakukan jauh-jauh hari.