KOMPAS.com - Ada beragam alat musik Kalimantan Barat.
Alat musik Kalimantan Barat digunakan dalam berbagai upacara adat maupun kesenian budaya setempat.
Berikut ini beberapa alam musik Kalimantan Barat dan cara memankannya.
Alat musik sape adalah alat musik kesenian tradisional masyarakat suku Dayak Kayaan yang berada di sungai Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.
Alat musik sape digunakan sebagai pengiring tarian dan untuk mendukung upacara adat suku Dayak lainnya.
Sape berarti tiga sesuai jumlah dawai sebanyak tiga buah. Alat musik sape dimainkan dengan cara memetik dawainya.
Awalnya, dawai yang digunakan berasal dari rotan atau ijuk pohon raruk (pohon aren).
Pada perkembangannya, dawai dibuat menggunakan rem sepeda atau senar gitar.
Proses pembuatan sape sesuai dengan tradisi dan budaya Suku Dayak. Hal tersebut dapat terlihat dari bentuk sape yang menyerupai perahu dan diukir dengan motif khas Suku Dayak.
Alunan sape biasanya mengikuti alam sekitar. Kondisi tersebut sesuai dengan tradisi masyarakat Dayak yang dekat dengan alam.
Pola permainannya biasanya mengulang-ulang beberapa birama. Alat musik sape biasa dimainkan di Rumah Panjang atau Rumah Betang (rumah komunal Suku Dayak).
Alat musik sape diciptakan oleh seseorang yang terdampar di Karangan (pulau batu kerikil di tengah sungai).
Pada saat itu, perahunya diterjang riam bersama dengan rekan-rekannya dan hanya terdapat satu orang yang selamat dalam musibah tersebut.
Pada saat tidur dengan kondisi sadar dan tidak sadar, orang tersebut mendengar alunan musik petik yang indah dari dasar sungai dengan bayangannya bentuk alat musik menyerupai perahu.
Baca juga: Mengenal Sape, Alat Musik Kalimantan Barat
Orang itu mempercayai bahwa roh nenek moyang memberikan petunjuk. Ia kemudian membuat alat musik yang menyerupai perahu, yang saat ini disebut Sape.