ENDE, KOMPAS.com - Yustinus Sani dan keluarga menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare ke pihak Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri Ndondo, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pemberian tanah tersebut sebagai bentuk dukungan Yustinus dan keluarga untuk sekolah yang baru berusia setahun itu.
Di tambah lagi, selama ini aktivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) menggunakan gedung darurat milik paroki setempat.
"Kami sekeluarga sudah bersepakat untuk menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare untuk SMA Negeri Ndondo," ujar Yustinus saat menghadiri perayaan hari ulang tahun pertama SMA Negeri Ndondo di Ndondo, Kecamatan Kota Baru, Sabtu (11/5/2024) malam.
Baca juga: Pilkada Ende, Calon Independen Wajib Kantongi 21.101 Dukungan
Mantan anggota DPRD Ende ini menjelaskan, suasana kota harus bisa diciptakan di desa. Salah satu caranya adalah mendirikan sekolah.
Oleh sebab itu, semua pihak harus saling mendukung, sehingga kehadiran sekolah itu bisa berdampak terhadap peningkatan kualitas anak-anak di desa.
"Ini yang menjadi pertimbangan kami sebagai keluarga. Sehingga kami hibahkan tanah secara cuma-cuma untuk sekolah," ujar dia.
Baca juga: Rawan Terdampak Longsor, Warga Wolotopo Timur Ende Akan Direlokasi
“Ini juga bagian dari upaya mendekatkan pelayanan pendidikan sehingga anak-anak di desa tidak bersekolah ke kota,” tambahnya.
Yustinus berujar sampai saat ini pihaknya masih menunggu sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional Setempat (BPN) setempat.
Legalitas atas nama sekolah menjadi penting agar tidak terjadi masalah di kemudian hari.
"Sekarang sedang berproses di BPN. Harapannya setelah ada tanah gedung baru bisa segera dibangun," pintanya.
Kepala SMA Negeri Ndondo Ludger Naga Djawa menyampaikan terima kasih kepada Yustinus dan keluarga yang telah menghibahkan tanah seluas 1,5 hektare kepada pihak sekolah.
Ludger menuturkan selama lebih kurang setahun aktivitas KBM berlangsung di tiga ruangan milik paroki Ndondo.
"Sudah setahun ini kami gunakan gedung milik paroki, sehingga cukup sulit untuk kita bangun gedung darurat yang baru karena terkendala lahan," ujar Ludger.
Ludger mengaku telah berkoordinasi dengan ketua komite dan orangtua siswa untuk membangun gedung darurat secara swadaya di lokasi yang baru.
Apalagi saat ini pihaknya telah membuka pendaftaran untuk siswa yang baru.
"Kita rencana bangun gedung darurat secara swadaya, karena kalau pakai yang ada tidak cukup untuk menampung para siswa," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.