PEKANBARU, KOMPAS.com - Rusdianto (45), sudah 13 tahun menjadi anggota Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.
Tagana merupakan relawan sosial yang memiliki kepedulian aktif dalam penanggulangan bencana dan perlindungan sosial. Tagana berada di bawah Kementerian Sosial.
Saat ini, status Rusdianto sebagai Tagamna Muda. Ia aktif di Tagana sejak 2011 setelah melalui pelatihan lima hari di Kota Pekanbaru.
Baca juga: Cerita Sisdohiri, Tagana yang Dapat Kiriman Air Minum dari Allah
"Saya masuk Tagana karena jiwa saya merasa terpanggil untuk menolong orang yang sedang kesusahan, terutama karena bencana alam," ucap Rusdianto saat diwawancarai Kompas.com di Rokan Hulu, Sabtu (4/5/2024).
Rusdianto berdomisili di Desa Rambah Tengah Barat, Kecamatan Rambah, Rohul. Ia memiliki seorang istri dan lima orang anak.
Selama menjadi Tagana, ia kerap turun tangan menanggulangi bencana di Rohul, terutama banjir yang hampir terjadi setiap tahun.
Baca juga: Cerita Asep Lampu, Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan
Banyak suka duka yang dilalui dalam penanganan bencana. Mulai dari menginap di lokasi bencana hingga berpisah dari keluarga.
"Kalau sukanya, saya senang menolong orang. Kita merasa senang jika bisa menyelesaikan tugas dalam membantu masyarakat. Kalau dukanya, jika kita berpisah sementara bersama keluarga saat melaksanakan tugas dengan waktu yang belum dapat ditentukan," kata Rusdianto.
Menjadi relawan Tagana, sambung Rusdianto, diberi fasilitas seperti seragam, rompi, sepatu, hingga topi. Namun honor yang diberikan kecil.
"Dari tahun 2011 sampai 2015, saya tidak ada menerima (gaji) karena belum masuk dalam Tagana Muda. Setelah jadi Tagana Muda tahun 2016, barulah saya dapat honor Rp 100.000," sebut Rusdianto.
Saat ini honornya sudah naik menjadi Rp 250.000 per bulan. Honor tersebut dinamakan insentif tali asih. Bila ada bencana, ia akan mendapatkan tambahan yang dinamai uang lelah.
Namun ia tidak pernah menghiaraukan besaran honor yang diperolehnya.
"Kita di Tagana itu jiwa kemanusiaan. Bukan soal gaji. Cuma kalau ada imbalan dari pemerintah atau apa ya saya ucapkan alhamdulillah," ucapnya.
Diakui Rusdianto, insentif ratusan ribu per bulan itu tidak cukup buat kebutuhannya dan keluarga. Karena itu, untuk menambah penghasilan, ia menjadi tenaga honorer di salah satu instansi.
Mesk demikian, Rusdianto berharap, ke depannya mendapat apresiasi dari pemerintah.
"Harapannya, kami diberikan semacam pelatihan untuk menambah keahlian kita dalam penanggulangan bencana," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.