Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rusdianto 13 Tahun Jadi Relawan Tagana, Tak Hiraukan Gaji Kecil yang Penting Membantu

Kompas.com - 07/05/2024, 14:41 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Rusdianto (45), sudah 13 tahun menjadi anggota Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Provinsi Riau.

Tagana merupakan relawan sosial yang memiliki kepedulian aktif dalam penanggulangan bencana dan perlindungan sosial. Tagana berada di bawah Kementerian Sosial. 

Saat ini, status Rusdianto sebagai Tagamna Muda. Ia aktif di Tagana sejak 2011 setelah melalui pelatihan lima hari di Kota Pekanbaru. 

Baca juga: Cerita Sisdohiri, Tagana yang Dapat Kiriman Air Minum dari Allah

"Saya masuk Tagana karena jiwa saya merasa terpanggil untuk menolong orang yang sedang kesusahan, terutama karena bencana alam," ucap Rusdianto saat diwawancarai Kompas.com di Rokan Hulu, Sabtu (4/5/2024).

Rusdianto berdomisili di Desa Rambah Tengah Barat, Kecamatan Rambah, Rohul. Ia memiliki seorang istri dan lima orang anak.

Selama menjadi Tagana, ia kerap turun tangan menanggulangi bencana di Rohul, terutama banjir yang hampir terjadi setiap tahun.

Baca juga: Cerita Asep Lampu, Relawan Tagana yang Bantu Kelistrikan di Lokasi Bencana hingga Hajatan

Banyak suka duka yang dilalui dalam penanganan bencana. Mulai dari menginap di lokasi bencana hingga berpisah dari keluarga.

"Kalau sukanya, saya senang menolong orang. Kita merasa senang jika bisa menyelesaikan tugas dalam membantu masyarakat. Kalau dukanya, jika kita berpisah sementara bersama keluarga saat melaksanakan tugas dengan waktu yang belum dapat ditentukan," kata Rusdianto.

Tak masalah gaji kecil

Menjadi relawan Tagana, sambung Rusdianto, diberi fasilitas seperti seragam, rompi, sepatu, hingga topi. Namun honor yang diberikan kecil. 

"Dari tahun 2011 sampai 2015, saya tidak ada menerima (gaji) karena belum masuk dalam Tagana Muda. Setelah jadi Tagana Muda tahun 2016, barulah saya dapat honor Rp 100.000," sebut Rusdianto.

Saat ini honornya sudah naik menjadi Rp 250.000 per bulan. Honor tersebut dinamakan insentif tali asih. Bila ada bencana, ia akan mendapatkan tambahan yang dinamai uang lelah.

Namun ia tidak pernah menghiaraukan besaran honor yang diperolehnya. 

"Kita di Tagana itu jiwa kemanusiaan. Bukan soal gaji. Cuma kalau ada imbalan dari pemerintah atau apa ya saya ucapkan alhamdulillah," ucapnya.

Diakui Rusdianto, insentif ratusan ribu per bulan itu tidak cukup buat kebutuhannya dan keluarga. Karena itu, untuk menambah penghasilan, ia menjadi tenaga honorer di salah satu instansi. 

Mesk demikian, Rusdianto berharap, ke depannya mendapat apresiasi dari pemerintah.

"Harapannya, kami diberikan semacam pelatihan untuk menambah keahlian kita dalam penanggulangan bencana," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Sosok Danis Murib, Prajurit TNI yang 2 Bulan Tinggalkan Tugas lalu Gabung KKB

Regional
Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Bocah 13 Tahun Dicabuli Ayah Tiri hingga Hamil, Ibu Korban Tahu Perbuatan Pelaku

Regional
Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Takut Dimarahi, Seorang Pelajar Minta Tolong Damkar Ambilkan Rapor

Regional
Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Cerita Tatik, Dua Dekade Jualan Gerabah Saat Grebeg Besar Demak

Regional
BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

BNPB Pasang EWS dengan CCTV di Sungai Berhulu dari Gunung Marapi

Regional
PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

PPDB SMA/SMK Dibuka Malam Ini, Pj Gubernur Banten Ultimatum Tak Ada Titip Menitip Siswa

Regional
Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Kasus Ayah Bunuh Anak di Serang, Warga Lihat Pelaku Kabur Bawa Golok dengan Bercak Darah

Regional
4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

4 Orang Tewas Ditabrak Mobil Elf di Aceh Timur, Ini Kronologinya

Regional
Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Pilkada Salatiga Rawan Politik Uang, Gerindra Sebut Elektabilitas Tinggi Tak Jaminan Terpilih

Regional
Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Sebelum Bunuh Anaknya, Pria di Serang Banten Sempat Minta Dibunuh

Regional
Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Berantas Judi Online, Ponsel Aparat di Polres Bengkulu Utara Diperiksa

Regional
KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

KAI Tanjungkarang Tutup Perlintasan Sebidang Liar di Martapura

Regional
Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Ayah di Serang Bunuh Balitanya yang Tidur Pulas, Ada Sang Ibu dan Kakak di TKP

Regional
Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Butuh Uang untuk Judi Online, Remaja 14 Tahun Curi Sepeda Motor

Regional
Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Mengintip Persiapan Warga Kalibeji Semarang untuk Sambut Jokowi, Lembur Kerja Bakti Selama 4 Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com