SIKKA, KOMPAS.com - Rufus Bhaga (34), warga Uwa, Desa Maluriwu, Kecamatan Palue, Pulau Palue, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami luka di bagian betis usai digigit anjing pada Senin (15/4/2024) sekitar pukul 06.00 Wita.
Rufus menuturkan, insiden itu bermula ketika ia datang ke rumah tetangga untuk menjemput bibinya yang hendak ke pelabuhan.
"Saya mau jemput bibi yang hendak jual nasi di pelabuhan. Saat saya turun dari motor, anjing ini langsung gigit," ujar Rufus di Maumere, Selasa (16/4/2024).
Baca juga: KLB Rabies, Anjing Liar di Sikka Mulai Dieliminasi
Akibatnya, dia mengalami sejumlah luka pada betis. Keluarga lalu membersihkan luka gigitan menggunakan air bersih dan sabun.
Selanjutnya, Rufus dibawa ke Maumere untuk mendapat vaksin anti-rabies (VAR).
"Vaksin di Puskesmas Palue tidak ada, makanya kemarin pagi saya langsung menuju Maumere dengan perahu motor," beber dia.
Baca juga: Disper Sikka soal Rabies: Belum Ada Penambahan Jumlah Kasus Gigitan HPR
Rufus mengungkapkan, anjing tersebut milik bibinya, namun selama dua hari terakhir tiba-tiba menghilang.
Menurut informasi, anjing itu sempat menyerang warga setempat.
Dia juga menambahkan belum diketahui secara pasti apakah anjing tersebut tertular rabies atau tidak.
"Hanya saja, menurut pemilik anjing, saat beri makan anjing itu tidak mau makan," pungkasnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Yohanes Emil Satriawan mengimbau warga tetap waspada. Terlebih saat ini Sikka masih berstatus kejadian luar biasa (KLB) rabies.
Yohanes meminta agar semua hewan penular rabies (HPR) wajib divaksinasi rabies setiap tahun secara rutin.
Paling penting juga, lanjut dia, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang bahaya penyakit rabies terus dilakukan ditingkat kecamatan, lurah, dan desa.
Yohanes menyarankan apabila terjadi kasus gigitan, korban harus mencuci luka dengan air mengalir dan memakai sabun selama 10-15 menit.
Kemudian, luka diberi alkohol atau yodium. Selanjutnya, korban gigitan dibawa ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan tindakan medis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.