SIKKA, KOMPAS.com - Pemerintah Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai mengeliminasi anjing liar setelah pemerintah kabupaten setempat menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies.
Camat Waiblama, Fransiskus Ismail menyebutkan, tim gabungan telah mengeliminasi anjing di Dusun Tana Kepi, Desa Tanarawa.
Baca juga: Disper Sikka soal Rabies: Belum Ada Penambahan Jumlah Kasus Gigitan HPR
"Tim lintas sektor telah mengeliminasi 11 ekor anjing di Dusun Tana Kepi pada Selasa (2/4/2024)," ujar Fransiskus dalam keterangannya, Kamis (4/4/2024).
Dia mengungkapkan bahwa Dusun Tana Kepi merupakan wilayah rawan kasus rabies. Bahkan satu korban gigitan meninggal dunia.
Fransiskus mengungkapkan sebelum tindakan eliminasi, pihaknya telah melakukan pendekatan dengan para pemilik hewan penular rabies (HPR). Sehingga mereka secara sukarela menyerahkan anjingnya untuk dieliminasi.
Baca juga: Ada 77 Gigitan Hewan Penular Rabies di Sumbawa Selama 2024, Total 21 Kasus Kematian sejak 2019
"Kegiatan ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan," kata dia.
Dia juga mengimbau agar warga yang mengandangkan dan memvaksin HPR. Dengan begitu kasus rabies tidak lagi bertambah.
Penjabat Sekretaris Daerah Sikka, Margaretha Movades da Maga mengatakan, saat ini wilayah Kabupaten Sikka sedang dalam kondisi rawan rabies.
Dia menyebutkan, sejak Januari 2024 ada 510 kasus gigitan anjing. Kemudian, 15 dari 19 spesimen otak anjing yang diperiksa dinyatakan positif rabies.
Dia mengimbau apabila terjadi kasus gigitan, segera mencuci luka gigitan dengan sabun pada air mengalir selama 10-15 menit.
Selanjutnya korban gigitan ke puskesmas. Kemudian kepala anjing yang menggigit korban diantar ke Laboratorium Veteriner Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka.
Sementara itu Kadis Pertanian Sikka, Yohanes Emil Sartriawan mengatakan, Penjabat Bupati telah mengeluarkan instruksi Bupati Sikka nomor Distan.524.3/89.a/III/2024 tentang pemberantasan penyakit rabies di Kabupaten Sikka.
"Pak Penjabat sudah mengeluarkan instruksi untuk mengambil tindakan eliminasi selektif sesuai kesepakatan di tingkat desa, kelurahan, apabila masih ada pemilik anjing yang tidak memberikan HPR nya divaksin, tidak diikat atau dikandangkan," ujar Yohanes.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.