Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diimbau Mengungsi, Warga Lereng Lewotolok Diperbolehkan Evakuasi Mandiri

Kompas.com - 01/03/2024, 10:27 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Farid Assifa

Tim Redaksi

LEMBATA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), memperbolehkan warga yang menetap di lereng Gunung Ile Lewotolok melakukan evakuasi mandiri.

Kepala Pelaksana BPBD Flores Timur, Andris Koban menjelaskan, berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), warga Desa Todonara dan Jontona agar diungsikan.

Namun, lanjutnya, dari hasil kajian lapangan kondisinya masih bisa terkendali.

Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Kembali Meletus Jumat Pagi

"Rencana evakuasi menyeluruh belum ada. Tetapi kami membuka evakuasi mandiri, silakan kalau mereka evakuasi mandiri yang penting didata, mereka mengungsi di mana dan di rumah siapa," ujar Andris saat dihubungi, Jumat (1/3/2024).

Andris mengungkapkan, setelah PVMBG menaikkan status gunung Ile Lewotolok dari level II waspada ke level III siaga, ada warga yang panik.

Di tambah lagi aktivitas kegempaan terus meningkat, sehingga disarankan agar mereka melakukan evakuasi secara mandiri.

"Kami juga membuka posko pengungsian hanya untuk kelompok rentan di Kelurahan Selandoro, Kecamatan Nubatukan," ujar dia.

Andris mengimbau warga setempat tetap waspada. Pemerintah telah mengaktifkan rantai pos komando di desa-desa terdampak. Apabila ada peningkatan status ke level IV awas semuanya sudah bersiaga.

"Tim siaga desa dan linmasnya semua sudah siap. Begitu juga dengan warga, kita sudah siapkan jalur evakuasi dan titik kumpul," pungkasnya.

Hingga saat ini status Gunung Ile Lewotolok berada di level III siaga. Warga setempat diimbau tidak melakukan aktivitas dalam radius 2 kilometer, dan 4 kilometer sektoral selatan dan tenggara.

Baca juga: Status Gunung Ile Lewotolok Meningkat, Warga 1 Desa Diimbau Mengungsi

Warga juga diimbau mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas.

Untuk menghindari gangguan pernapasan maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan abu vulkanik, masyarakat di sekitar dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com