Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Demak dan Ancaman Terganggunya Produksi Beras...

Kompas.com - 20/02/2024, 10:19 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mencatat setidaknya 1.754 hektar areal persawahan di Demak terendam banjir.

Luasan itu belum termasuk lahan sawah yang terdampak banjir di Grobogan.

Padahal Demak dan Grobogan diketahui merupakan sentra produksi beras di Jawa Tengah.

Terendamnya ribuan hektar areal persawahan di Demak dan Grobogan tersebut menjadi kekhawatiran bagi Bulog Jateng terutama terkait dengan produksi beras.

"Demak dan Grobogan itu termasuk sentra prduksi di Jateng bagian timur utara. Jadi selama ini presentasinya cukup besar dari dua kabupaten itu untuk pengadaan di Bulog," ungkap Pimpinan Perum Bulog Jateng, Akhmad Kholisun saat ditemui di kantornya, Senin (19/2/2024). 

Baca juga: Update Banjir Demak: Sekitar 1.000 Hektar Ladang Jagung dan Padi Terendam, Kerugian Capai Rp 25 Miliar

Baca juga: Banjir di Jalur Pantura Demak-Kudus Mulai Surut, Truk dan Bus Kucing-kucingan dengan Polisi

Ancaman gagal panen

Suasana Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak yang tergenang banjir, Jumat (9/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)KOMPAS.COM/NUR ZAIDI Suasana Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak yang tergenang banjir, Jumat (9/2/2024). (KOMPAS.COM/NUR ZAIDI)

Banjir di Demak dan Grobogan imbuhnya tentu berpengaruh pada pasokan beras. Terlebih pihaknya juga menyerap hasil panen petani lokal sebagai stok Bulog sebagai bagian dari Public Services Obligation (PSO). 

Kendati demikian, saat ini belum terdampak secara langsung lantaran masa panen belum tiba.

"Tetapi nantinya apabila banjir ini mempengaruhi tanaman padi, produksinya berkurang, tentu nanti akan mempengaruhi produksi dan penyerapan Bulog," kata dia.

Baca juga: Saat Harga Beras di Pasaran Masih Tinggi...

Kendati belum mengetahui pasti total lahan pertanian yang terkena banjir, pihaknya berharap sebagian lahan masih bertahan dan tidak menimbulkan gagal panen.

"Ke depan mudah-mudahan masih bertahan meski ada kejadian banjir, kalau toh nanti ada pengurangan, mudah-mudahan tidak terlalu siginifikan," lanjutnya.

Hal ini menjadi perhatian mengingat harga beras belakangan ini melonjak di pasaran. Diduga karena masa panen raya baru tiba pada April mendatang.

Baca juga: Cerita Pedagang Pasar Kartasura soal Mahalnya Harga Beras, Naik sejak Awal 2024

Untuk mengatasi lonjakan, pihaknya mencoba melakukan pengendalian harga beras dengan dua program.

Pertama, penyaluran bantuan pangan gratis langsung ke masyarakat akan terus berlangsung.

Kedua, penyaluran beras stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) dari Bulog akan digelontorkan ke pedagang beras di pasar tradisional dan modern.

Baca juga: Saat Puan Borong Beras Pedagang di Kartasura dan Dibagikan kepada Warga...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Komplotan Pembobol Rumah di Semarang Pura-Pura Jualan Minyak Urut untuk Cari Target

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Rabu 22 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Stigma terhadap Aceh Bakal Menguat jika BNN Razia Kuliner Mengandung Ganja

Regional
Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Hapus Stigma Makanan Aceh Mengandung Ganja, BNN Bakal Razia Rumah Makan

Regional
Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Remaja di Kupang Tikam Seorang Pria karena Dianiaya Saat Melintas di Acara Pesta Ulang Tahun

Regional
Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Berendam di Pemandian Air Panas, Warga Ambarawa Meninggal Usai Membasahi Kaki

Regional
Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Ikut Penjaringan Pilkada di Empat Partai, Sekda Semarang: Kehendak Semesta

Regional
Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Perayaan Waisak, Ada Pelarungan Pelita di Sekitar Candi Borobudur

Regional
Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Goa Garunggang di Bogor: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Longsor di Maluku Tengah, Satu Rumah Warga Ambruk

Regional
Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Kunjungi Bocah Korban Kekerasan Seksual, Walkot Pematangsiantar Beri Motivasi hingga Santunan

Regional
Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Pemkot Semarang Raih Opini WTP 8 Kali Berturut-turut, Mbak Ita: Cambuk agar Lebih Baik

Regional
Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Organisasi Guru di Demak Tolak Larangan Study Tour, Ini Kata Mereka

Regional
Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Teknisi di Lampung Gondol Rp 1,3 Miliar, Curi dan Jual Data Internet

Regional
Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Warga Cepu Temukan Fosil Gading Gajah Purba, Diduga Berusia 200.000 Tahun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com