Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Penganiayaan, Warga Segala Anyar Bakar Ban di Bypass Mandalika

Kompas.com - 05/02/2024, 00:01 WIB
Idham Khalid,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

LOMBOK TENGAH, KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Segala Anyar, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, NTB memblokade jalan bypass BIL-Mandalika dengan cara membakar ban, Minggu (4/1/2024)

Blokade jalan tersebut menjadi bentuk protes atas lambannya penanganan kasus penganiayaan yang menyebabkan tewasnya Amak Alus, yang hingga saat ini belum ada tersangkanya.

Koordinator Lapangan Abdussyakur menjelaskan, aksi blokade jalan menuju Sirkuit Mandalika itu merupakan lanjutan aksi yang dilakukan pada aksi di Polda NTB Rabu (31/1/2024) lalu.

"Ini sebagai bentuk protes kepada aparat kepolisian atas lambannya penanganan kasus pembunuhan (penusukan) saudara Lapur alias Alus pada, Jumat (8/12/2023) lalu," kata Syakur.

Baca juga: Warga Desa di Lombok Tengah Protes ke Polda NTB Buntut Belum Tertangkapnya Pelaku Penusukan

Menurut dia, blokade jalan yang dilakukan sejumlah warga ini bertujuan agar bisa mendapat atensi dari Kepala Kepolisian Republik Indonesia dan bahkan Presiden Joko Widodo.

"Masyarakat Desa Segala Anyar menjunjung tinggi kesepakatan perdamaian yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu."

"Namun upaya agar mendapatkan keadilan tidak membuahkan hasil oleh keluarga korban," tegas dia.

Syakur menilai kasus tersebut seolah dibiarkan berkeliaran dan proses hukum tidak dilanjutkan oleh aparat kepolisian Lombok Tengah.

"Terbukti sampai dengan hari ini, tidak ada penetapan tersangka oleh Polres Lombok Tengah."

"Kami masih mengingat betul janji Kapolres Lombok Tengah, AKBP Iwan Hidayat yang menyatakan bahwa dalam 1x24 jam akan meringkus pelaku, namun nyatanya hingga 60 hari peristiwa penusukan Alus nihil," kata Syakur.

Bahkan lanjut Syakur hingga korban meninggal dunia, tidak ada proses hukum berarti yang dilakukan oleh Polres Lombok Tengah.

Ancam golput

Selain blokade jalan, warga Desa Segala Anyar sepakat tidak akan mengikuti proses pemilu alias "golput" jika Polisi tidak segera menangkap pelaku pembunuhan Alus, hingga tanggal 14 Februari mendatang.

Baca juga: Memburu Pelaku Penusukan yang Tewaskan 1 Orang di Diskotek Surabaya

"Kami tahu betul apa yang kami laksanakan ini, namun percuma jika kami terus diminta untuk mengikuti tahapan pemilu, sedangkan kondisi saat ini, wakil rakyat yang sedang menjabat, bahkan tidak ada yang mampu menyuarakan tuntutan kami," tegas Syakur.

"Maka buat apa memilih wakil kembali, sedangkan yang sudah ada saja tidak bisa berbuat apa-apa," ungkapnya.

Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat belum bisa dihubungi untuk merespons aksi ini. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Polisi Ungkap Kasus Wanita Tewas di Kampar, Ternyata Dibunuh Mantan Suaminya karena Perselingkuhan

Regional
Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com