PURBALINGGA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Republik Indonesia (DPR RI), Puan Maharani meminta para kepala desa untuk bersabar menanti pengesahan revisi Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Hal tersebut diungkapkan Puan saat berkunjung ke Desa Serang, Purbalingga, Jawa Tengah, Kamis (1/2/2024).
"Akan diselesaikan secepat-cepatnya, tidak ada dari pimpinan (DPR RI) yang ingin menghambat revisi Undang-Undang ini," kata dia.
Baca juga: Puan-Bambang Pacul Makan Bakso di Magelang, Sindir Jokowi-Prabowo?
Puan mengungkapkan, semua proses yang ada di parlemen telah dilakukan.
Meski demikian, pihaknya tidak ingin terburu-buru dalam mengesahkan revisi UU Desa tersebut.
Dalam rapat paripurna terakhir, DPR telah sepakat akan melanjutkan pembahasan revisi UU Desa usai pelaksanaan Pemilu 2024.
"Jangan sampai terburu-buru malah nanti judicial review, kemudian apa yang kita hasilkan tidak dapat secara konkret bermanfaat buat desa dan warganya," terangnya.
Baca juga: Mahfud Mundur dari Menko Polhukam, Puan: Alhamdulillah, Berkomitmen
Baca juga: Respons Puan soal Pertemuan Mahfud-Pratikno
Puan sangat menyayangkan demo Asosiasi Kepala Desa Indonesia (Apdesi) yang digelar Rabu (31/1/2024) berakhir ricuh.
Padahal, pihaknya selalu memberikan ruang pada kepala desa untuk menyalurkan aspirasi secara damai, tertib, dan tidak mengganggu ketertiban umum.
"Kami akan selalu menerima aspirasi dari para kepala desa, namun kami minta, dalam menyalurkan aspirasi itu juga dilakukan dengan tertib, tidak emosional, bahkan cenderung anarkis," kata Puan.
Baca juga: Ditanya Kesiapan Maju Pilgub Jateng, Bambang Pacul: Tugas Saya PDI-P Menang Spektakuler
Diketahui, ribuan kepala desa yang tergabung dalam Asosiasi Kepala Desa Indonesia (Apdesi) menggelar aksi unjuk rasa, Rabu (31/1/2024).
Aksi yang dilakukan di depan kompleks DPR/MPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat tersebut berlangsung hingga sore dan berakhir ricuh.
Massa memblokade ruas jalan tol, membakar spanduk, hingga melubangi tembok pagar gedung parlemen dengan palu bodem.
Baca juga: Bambang Pacul: Jika Jawa Tengah Ambruk, Seluruh Indonesia Akan Ambruk
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.