SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah mengungkapkan sederet alasan di balik penolakan orangtua atau masyarakat terhadap Sub-Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) polio yang serentak dilakukan di sejumlah wilayah.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Jateng, Irma Makiah menyebutkan dua alasan utama penolakan orangtua atau masyarakat yakni ketakutan pada produk yang tidak halal dan efek samping imunisasi.
"Hoaks terkait vaksin banyak, katanya menyebabkan autis, macam-macam, kan ada gerakan kelompok anti vaksin juga ada ya, tapi rata-rata takut tidak halal dan efek sampingnya," kata Irma, Kamis (18/1/2024).
Baca juga: Alasan Sejumlah Orangtua di Semarang Tolak Anaknya Divaksin Polio
Baca juga: Klaten KLB Polio, 149.821 Anak di Sleman Bakal Divaksin, Ini Jadwalnya...
Untuk merespons adanya kelompok yang menolak imunisasi, pihaknya terus berupaya melakukan edukasi dengan pendekatan personal.
"Di Karanganyar yang menolak memang ada, tidak hanya Sub-PIN polio, dari dulu memang ada kelompok yang menolak, cuma waktu BIA kemarin Bu Kadis turun sendiri dengan Dinkes Karanganyar, berhasil mencapai target Karanganyar," bebernya.
Dia menambahkan, ada 3,9 juta anak berusia 0-7 tahun yang akan menerima imunisasi ini.
"Pada hari ketiga, cakupan mencapai 56,6 persen. Karanganyar di urutan keempat dari daerah dengan cakupan imunisasi polio tertinggi, yakni 69,45 persen," kata dia.
Baca juga: Sejumlah Orangtua di Semarang Tolak Anaknya Divaksin Polio, Ini Kata Dinas Kesehatan
Urutan pertama ada Kota Tegal sebanyak 80,75 persen, Grobogan 71,7 persen, Klaten 69,76 persen.
Irma menambahkan, efek samping imunisasi sejatinya minim terjadi dan jarang ada laporan kasus terkait efek samping Sub-PIN polio ini.
Dia meyakinkan bahwa vaksin aman dan halal.
Bahkan sebelumnya Sub-PIN polio telah berhasil dan sukses di Jawa Barat dan Aceh.
"Jadi mungkin masyarakat bisa cari info dari kanal resmi tentang manfaat dan efektivitas Sub-PIN, enggak usah takut ya, kalau ada apa-apa bisa ditanyakan ke petugas puskesmas terdekat atau kader PKK yang sudah kita bekali," pungkasnya.
Baca juga: Sejarah Vaksin Polio
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.