Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Mengenaskan Bangunan Bersejarah Bekas Kantor Butterworth di Kota Lama Semarang...

Kompas.com - 24/01/2024, 10:56 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gedung Butterworth yang merupakan salah satu bangunan bersejarah di Kota Lama Semarang, Jawa Tengah (Jateng) roboh.

Berdasarkan data cagar budaya Kota Semarang, gedung tersebut dirancang oleh WCP Schoemaker, tokoh modernisme tropis yang berkiprah di Indonesia.

Bangunan tua itu diperkirakan sudah dibangun sejak 1930-an.

Bangunan cagar budaya itu juga pernah dijadikan kantor Perusahaan Butterworth & Co dan Konsulat Siam. 

Baca juga: Mengenal Apa Itu BCB dan Polemik Penjebolan Tembok Benteng Keraton Kartasura

Namun sayang, saat ini kondisi bangunan tersebut memprihatinkan.

Tepat di sebelahnya juga ada bekas bangunan kantor redaksi koran De Locomotief yang juga tak kalah memprihatinkan.

Padahal, koran tersebut menjadi lokomotif politik etis pada masa kolonialisme Belanda saat itu. 

Baca juga: Fragmen Keramik Diduga Peninggalan Dinasti Tang Ditemukan di Lahan Pembuatan Bata Merah di Klaten


Baca juga: Tarif Terbaru Masuk Museum Lawang Sewu dan Museum Ambarawa 2022

Membantu dalam mencari pemilik bangunan

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, Wing Wiyarso mengakui kesulitan dalam mencari pemilik bangunan di Kota Lama, termasuk gedung Butterworth yang baru saja roboh.

“Banyak pemilik bangunan yang tidak berada di Semarang, sehingga sulit untuk menghubunginya,” jelasnya saat dikonfirmasi, Rabu (24/1/2024).

Kendati demikian, Wing mengaku sudah menghubungi pemilik bangunan tua tersebut. Saat ini, sisa-sisa bangunan yang roboh akan diselamatkan. 

“Beruntung kami berhasil mendapatkan nomornya, dan segera meminta untuk menyelamatkan sisa bangunan yang roboh,” ungkap Wing.

Baca juga: Fragmen Keramik Diduga Peninggalan Dinasti Tang Ditemukan di Lahan Pembuatan Bata Merah di Klaten

Mengamankan sisa bangunan 

Dia menilai gedung yang roboh itu karena banyak kerusakan akibat usia dan kurangnya perawatan yang baik.

“Pemerintah Kota Semarang terus berupaya mengingatkan para pemilik bangunan untuk merawat aset mereka di Kota Lama Semarang,” imbuhnya. 

Untuk saat ini, lanjut Wing, Disbudpar Kota Semarang dan pemangku kepentingan terkait sudah mengamankan sisa material bangunan yang roboh tersebut.

“Kayu dan kusen ini memiliki nilai autentik dan tidak mungkin direproduksi, sehingga perlu dilestarikan,” imbuhnya. 

Baca juga: Ditagih Kasus Pembunuhan Iwan Boedi di Semarang, Ini Kata Mahfud MD

Dia juga mengaku sudah bertemu dengan seseorang yang dipercayai oleh pemilik gedung untuk merawat bangunan tua tersebut.

“Orang yang dipercayai oleh pemilik gedung juga hadir, jadi kami meminta untuk mengamankan sisa bangunan tersebut agar tidak roboh lagi,” tambahnya.

Menurutnya, revitalisasi bangunan sebenarnya merupakan wewenang pemiliknya. Namun, Pemerintah Kota Semarang akan mendukung bangunan sejarah yang dilestarikan. 

“Pemkot siap mendukung, tetapi kembali kepada pemiliknya yang berada di luar negeri atau di luar kota sebagai individu,” jelasnya.

Baca juga: Belanda Akan Kembalikan Harta Karun Bersejarah Milik Indonesia, Apa Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Bangka Belitung Rekrut 235 Anggota PPK, Digaji Rp 2,5 Juta

Regional
Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Korupsi 200 Ton Beras, Eks Wali Kota Tual Ditahan Polisi

Regional
Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Sekda Maluku Sadli Ie Ditunjuk Jadi Pj Gubernur, Gantikan Murad yang Habis Masa Jabatan

Regional
Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Kapal Belum Masuk, Harga Bawang Putih di Ambon Tembus Rp 50.000 Per Kg

Regional
Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Pemkot Magelang Punya Layanan Sedot Tinja, Berikut Tarif dan Cara Pakai Jasanya

Regional
Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Penembak Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Ditangkap

Regional
390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

390 Kg Daging Celeng Diselundupkan ke Bekasi, Disembunyikan Dalam Truk Pengangkut Besi

Regional
Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Kasus Adik Aniaya Kakak hingga Tewas di Klaten, Polisi: Tunggu Hasil Observasi

Regional
MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode 'Early Bird'

MGPA Beri Harga Khusus Tiket MotoGP Mandalika Selama Periode "Early Bird"

Regional
Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Usung Luqman Hakim pada Pilkada Salatiga, PKB Buka Pendaftaran untuk Cari Wakilnya

Regional
Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Gempa M 4,7 di Boalemo Dipicu Aktivitas Lempeng Laut Sulawesi Utara

Regional
Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, 'Mark Up' Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Direktur PT Info Solusi Net Ditahan, "Mark Up" Harga Langganan Internet Desa di Muba, Kerugian Negara Rp 27 Miliar

Regional
Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Mayat yang Ditemukan di Trotoar Simpang Sentul Bogor Diduga Korban Tawuran, Ditemukan Luka Sobek di Punggung

Regional
Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Pergerakan Tanah di Cianjur Meluas, 2 Kampung Diungsikan

Regional
Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Cerita Rukijan, Tujuh Tahun Menanti Kabar Anaknya di Depan Pintu Pagar Rumah Mertua...

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com