Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyoal Kasus Tiga Anak di Jateng dan Jatim Lumpuh Layu akibat Polio

Kompas.com - 13/01/2024, 10:15 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak tiga anak di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah dilaporkan menderita lumpuh layu akut (acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe 2. Selain itu, dari hasil lab di wilayah sekitar mereka, terdapat sembilan anak lain yang dinyatakan positif walau tidak menunjukkan gejala.

Untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggelar sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio secara serentak di seluruh wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, mulai 15 Januari 2024.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, kemunculan KLB polio ini disebabkan oleh rendahnya cakupan imunisasi, lingkungan yang tidak bersih, dan perilaku masyarakat yang tidak sehat.

Rendahnya cakupan imunisasi vaksin polio itu, menurut epidemiolog dari Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, juga tidak lepas dari pengaruh dinamika sosial dan politik yang menyebabkan terjadi penolakan di beberapa kelompok masyarakat, lalu diikuti pandemi Covid-19, serta menurunnya kampanye vaksin polio ke masyarakat.

Baca juga: Dokter RS UNS Sebut 3 Cara Mencegah Polio

3 terinfeksi polio, 9 positif tanpa gejala

Kementerian Kesehatan melaporkan tiga anak mengalami lumpuh layu akut akibat polio di Klaten, Jawa Tengah; serta di Sampang dan Pamekasan, Madura, Jawa Timur.

Kasus pertama dialami anak perempuan, NH, enam tahun, di Klaten, Jawa Tengah yang menurut pengakuan orang tua mengalami lumpuh pada 20 November 2023. NH memiliki riwayat imunisasi polio tetes (OPV) sebanyak dua kali.

Kasus kedua dialami anak laki-laki berusia satu tahun sebelas bulan, MAF, di Jawa Timur. MAF mengalami lumpuh pada 22 November 2023 dengan riwayat imunisasi telah lengkap tapi mengalami malnutrisi.

Terakhir adalah MAM, anak laki-laki berusia tiga tahun satu bulan yang mengalami lumpuh pada 6 Desember 2023. Anak yang tinggal di Jawa Timur itu telah mendapatkan imunisasi polio tetes (OPV) empat kali dan polio suntik (IPV) satu kali.

Baca juga: Ada Kasus di Klaten, Sleman Laksanakan Vaksin Polio Massal 15-20 Januari

Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan, dari sekitar 30 sampel anak sehat di Sampang, sembilan anak dinyatakan positif VDPV (virus polio vaksin/sabin yang bermutasi) Tipe 2 walaupun mereka belum menunjukkan gejala.

“Berarti sudah terjadi sirkulasi di Sampang. Di Klaten kita masih menunggu hasil,” kata Maxi dalam konferensi pers daring Penanganan KLB Polio di Jateng dan Jatim, Jumat (12/01).

Bagaimana kronologi kasus tersebut?

Ilustrasi polio, ilustrasi penderita polio, virus polio menyerang tubuh bagian apa Ilustrasi polio, ilustrasi penderita polio, virus polio menyerang tubuh bagian apa
Subkoordinator Surveilans Karantina Kesehatan dan Imunisasi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten, Mentes Hartanti, menuturkan kasus ini bermula dari hasil laboratorium biofarma RS Sardjito Yogyakarta dan Kemenkes pada 18 Desember 2023 terhadap anak tersebut.

Dinkes Klaten dan Puskesmas Manisrenggo lantas melakukan pemeriksaan dan mengunjungi sekitar 200 rumah, serta mengambil 30 sampel anak-anak dari teman sekolah dan tetangga sekitar pasien yang positif polio itu. Hasilnya negatif.

"Jadi kasus ini kecil kemungkinan tertular di sini (daerah Klaten)," kata Mentes Hartanti.

Tim dari Kemenkes, WHO, dan sejumlah lembaga kemudian melakukan investigasi dan penyelidikan epidemologi (PE).

Baca juga: Kondisi Anak 6 Tahun Positif Polio di Klaten Membaik

Mereka menemukan bahwa keluarga pasien positif polio itu selama 1,5 bulan berada di Sampang, Madura, antara September – November 2023.

"Jadi penularannya bukan dari lokasi, tapi karena punya riwayat perjalanan dari Sampang, Madura," kata Mentes.

Dirjen P2P Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu, mengatakan ketiga anak itu kini menjalani perawatan di rumah masing-masing dan dalam kondisi baik.

“Jadi yang dilakukan adalah supaya bisa fungsi kakinya, ototnya, karena menyerang syaraf. Bisa agak lebih baik dengan cara rehabilitasi, tapi tidak mungkin sembuh,” kata Maxi.

Apa penyakit polio dan bagaimana penyebarannya?

Maxi menjelaskan polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dan menyebabkan gangguan syaraf seperti terjadinya kelumpuhan permanen terutama pada bagian tubuh tungkai bawah, disebut sebagai lumpuh layu.

Penyakit ini terutama menyerang anak-anak, khususnya mereka yang belum mendapat imunisasi lengkap.

Virus Polio terdiri dari 3 strain (tipe) yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.

Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin, virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus) yaitu virus vaksin yang bermutasi.

Baca juga: Berbatasan dengan Klaten, Sleman Jadi Fokus Vaksinasi Polio di DIY

Maxi menambahkan virus ini bereplikasi di usus (saluran pencernaan) dan dapat keluar melalui tinja yang kemudian bertahan hidup selama beberapa waktu di air dan tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com