KOMPAS.com - Penemuan kerangka manusia di dua lokasi menjadi awal terungkapnya pembunuhan berantai yang dilakukan Sarmo di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah (Jateng).
Selama kurang lebih empat tahun, Sarmo ternyata membunuh 4 orang yang semuanya berawal dari masalah uang.
Kekejaman Sarmo ini terungkap saat ditemukan dua kerangka manusia ditemukan di tempat pemotongan kayu dan di tengah hutan.
Para korban adalah teman Sarmo antara lain Agung Santoso dan Sunaryo.
Kedua kerangka ditemukan dalam kondisi terkubur di tanah. Saat digali, kerangka manusia tersebut hanya tinggal tulang belulang berukuran kecil.
Berikut ini perjalanan kasus pembunuh berantai Sarmo yang berhasil diungkap.
Baca juga: Sosok Sarmo Pembunuh Berantai di Wonogiri, Racuni 2 Korban Pakai Apotas
Sarmo mengaku membunuh Agung Santoso, warga Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten pada tahun 2021.
Dia membunuh dengan menggunakan racun potas, kemudian mengubur korban sendiri.
Agung adalah rekan kerjanya yang sama-sama memiliki usaha bersama penggergajian kayu yang berada di Girimarto.
Saat kejadian, Agung pamit ke istrinya hendak menagih utang ke rekannya sebesar Rp 140 juta yang berada di Yogyakarta.
Namun Agung tidak kembali hingga keesokan harinya. Sang istri pun melaporkan kejadian itu ke Polres Klaten.
Ternyata Agung pergi menemui Sarmo di sebuah gubuk perkebunan di Girimarto, Kabupaten Wonogiri.
Mereka membicarakan soal usaha penggergajian yang dijalankan bersama.
Saat diminta bagi hasil yang besar, pelaku kurang setuju dan menyebut usaha tersebut kadang sepi, kadang ramai permintaan.
"Bagi hasilnya kalau pas ramai bisa penuh, karena sepi berkurang dia tidak bisa menerima, mintanya penuh terus. Dikira saya korupsi, saya tidak becus," imbuh Sarmo.
Menurut Sarmo tindakan yang membuatnya emosi adalah saat korban menunjuk-nunjuk keningnya sambil berkata bahwa penggergajian akan dipindah ke Klaten.
"Tega membunuh karena tekanan, yang pertama (korban Agung), saya selalu dipojokkan. Intinya tidak bisa menerima kalau penggergajian sepi. Dia juga ingin penggergajian dipindah ke Klaten," ujarnya.
Pelaku kemudian memberi korban botol air minum kecil yang telah dicampur dengan apotas.
Korban yang meminum air itu meninggal kemudian mayatnya dikubur di area perbukitan.
Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai di Wonogiri, Sarmo Kubur Mayat Sunaryo di Bawah Kasurnya Selama 3 Bulan