Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Pembubaran Paguyuban dan Pengembalian Iuran ASN di Boyolali untuk Pilpres, Ini Kata Sekda

Kompas.com - 24/11/2023, 17:19 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

BOYOLALI, KOMPAS.com - Video menayangkan pembubaran paguyuban dan pengembalian uang iuran aparatur sipil negara (ASN) Desa Nglembu, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, viral di media sosial.

Pembubaran paguyuban dan pengembalian uang iuran ASN Desa Nglembu untuk kepentingan pilpres diduga karena terbongkar dan viral di medsos.

"BREAKING!! Masih ingat pengarahan ASN dan penarikan iuran ASN di Desa Nglembu Boyolali utk kepentingan pilpres yg kami posting tempo hari? Gara2 terbongkar itu akhirnya sore tadi paguyubannya dibubarkan dan uang para ASN dikembalikan. Ayo ASN daerah lain jangan takut bersuara!" tulis keterangan akun tersebut seperti dikutip Kompas.com, Jumat (24/11/2023).

Baca juga: Isu Bupati dan Paguyuban ASN Boyolali Dilaporkan ke KPK, Sekda: Kami Hormati Prosesnya

Ada dua video yang diunggah dalam akun X (sebelumnya Twitter) @PartaiSocmed. Dua video diunggah pada 20 November 2023 sekitar pukul 23.45 WIB masing-masing berdurasi 2 menit 19 detik dan 2 menit 20 detik.

Berikut cuplikan awal kedua video yang diunggah oleh @PartaiSocmed.

Dalam video pertama terlihat seorang pria bertopi berbicara di hadapan peserta merupakan ASN Desa Nglembu. Ia menyampaikan pembubaran paguyuban dan pengembalian uang iuran.

"Membuat keputusan ini karena kita sudah bulat untuk dibubarkan kita bubarkan. Kemudian uang yang sudah terkumpul kita bagikan, kita bagikan ngeten nggih," kata pria dalam video.

"Lha ke depan bola bali kulo ngomong netral, ini yang menjabarkan kalian piyambak. Dalam arti ngeten. Setelah tidak ada lagi organisasi ASN paguyuban. Nek panjenengan nanti ada sikap, tindakan, perilaku, gerakan, mengarah ketidaknetralan panjenengan tanggung jawab masing-masing termasuk kulo. Karena saya niatkan saya mau netral, nggih," katanya.

Dalam video kedua pria itu juga meminta kepada anggota paguyuban menghapus grup WhatsApp (WA).

Ia juga meminta anggota paguyuban untuk keluar grup sendiri. Jika tidak keluar sendiri akan dikeluarkan oleh admin.

"Karena paguyuban ini dibubarkan nanti grup WA yang ada di HP jenengan semua nanti dihapus. Penjenengan keluar sendiri Allhamdulillah, tidak keluar dipaksa keluar oleh admin dan itu ditiadakan ngoten nggih," ungkap dia.

Baca juga: Bawaslu Telusuri Video Viral ASN Boyolali Mengaku Diperintahkan Pilih Paslon Tertentu

Terpisah, Sekretaris Daerah (Sekda) Boyolali, Wiwis Trisiwi Handayani menegaskan, tidak ada instruksi atau arahan Bupati terkait pembentukan paguyuban atau komunitas ASN.

"Bahwa tidak ada sekalipun instruksi arahan Bupati kepada kami Sekda untuk berbicara secara lugas, perintah atas berkembangnya ataupun berita viral pembentukan, pembubaran paguyuban-paguyuban ataupun komunitas ASN apapun. Kita tidak ada. Bupati juga tidak ada instruksi seperti itu," kata Wiwis di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat.

Dikatakannya, pemkab tidak bisa mencegah dan mengintervensi kepada ASN di suatu wilayah yang memiliki kreativitas.

"Tapi dalam perkembangannya setiap ASN dalam kewilayahan itu dia mempunyai kreativitas ya kita tidak bisa cegah juga dan kita tidak pernah intervensi," jelas dia.

Belum ada pemanggilan klarifikasi pihak terkait video viral tersebut.

Namun, kata Wiwis untuk menjaga netralitas ASN pada Pemilu 2024 akan dibentuk Satgas Netralitas ASN di Boyolali.

"Kalau sampai dengan saat ini kami belum (klarifikasi). Ini baru saja di tingkat kabupaten sebagaimana perintah Pak Bupati untuk segera mungkin sebelum kampanye dimulai kita membentuk Satgas Netralitas ASN," terang Wiwis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Mobil Brimob Dicuri di Bandara Sentani, Pelaku Ditangkap Usai Ban Mobil Ditembak

Regional
Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Mengenal Urban Hiking Semarang, Komunitas Pejalan Kaki yang Hobi Menanjaki Perkampungan

Regional
Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Gibran Izin Tak Masuk Kerja 5 Hari untuk Kunker ke UEA dan Qatar

Regional
Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Cerita Abdul Hamid Korban Banjir Nunukan, Tidur Memeluk Parang untuk Usir Buaya dan Ular Hitam

Regional
Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Bupati HST Lepas 125 Atlet Popda Tingkat Provinsi Kalsel 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Update Banjir Bandang di Agam, 6 Meninggal, 11 Orang Belum Ditemukan

Regional
Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Banjir Padang Panjang, 2 Warga Hilang, Belasan Rumah Terendam

Regional
Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Korban Tewas akibat Banjir Lahar Gunung Marapi Bertambah Jadi 14 Orang

Regional
Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Terjerat Alang-alang, Pendaki asal Kendal Terjatuh ke Jurang Gunung Andong

Regional
Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Tinggi Badan Capai 2 Meter, Bocah SD di Jambi Bercita-cita Ingin Jadi Tentara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com