PADANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar, Sumatera Barat, mengalihkan proses belajar di SMPN 2 Batusangkar dan SDN 20 Baringin menjadi berlangsung secara daring.
Kebijakan ini diambil menyusul penyegelan yang dilakukan warga terhadap kedua gedung sekolah tersebut.
Baca juga: Sengketa Lahan, 2 Gedung Sekolah Negeri di Tanah Datar Ditutup Paksa
Dua sekolah itu disegel warga yang mengaku menjadi pemilik lahan sejak Senin (6/11/2023), sehingga siswa tidak dapat belajar di sekolah.
“Terkait persoalan ini, berdasarkan arahan pimpinan daerah dan Forkopimda Tanah Datar, kami telah mengambil langkah-langkah di antaranya, memutuskan bahwa proses belajar mengajar dilakukan secara daring.”
Demikian kata Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tanah Datar, Inhendri Abas dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (10/11/2023).
Ihendri menyebut, upaya tersebut diambil untuk menjamin keamanan dan kenyamanan siswa dalam menuntut ilmu.
“Maka siswa belajar di rumah masing-masing, sedangkan guru tetap masuk sekolah seperti biasa,” kata Ihendri.
Ihendri mengaku prihatin dengan adanya aksi dorong-dorongan antara pelajar dan pihak yang mengaku pemilik lahan. Apalagi, sampai menyebabkan ada siswa yang harus mendapatkan perawatan medis.
Baca juga: Sejumlah Warga Mengaku Pemilik Lahan Sekolah di Tanah Datar, Bupati: Kalau Memang Iya, Buktikan
Ihendri mengimbau orangtua siswa untuk sabar serta tidak terpancing isu-isu sesat terkait polemik tersebut.
Inhendri menambahkan, Pemkab Tanah Datar telah melakukan perawatan terhadap siswa yang mengalami luka dalam kejadian itu.
Dinas Pendidikan juga telah mengarahkan guru Bimbingan Konseling (BK) untuk melakukan pendampingan demi menghindari trauma.
“Seandainya usaha tersebut tidak maksimal, selanjutnya kita upayakan bantuan dari psikolog,” kata Ihendri.