SUMBAWA, KOMPAS.com- Suara serune dan gong genang menandai dimulainya tembang lawas. Delapan lelaki paruh baya mulai menambangkan syair berbahasa Sumbawa.
Suara bagero diselingi riuh teriakan meramaikan pertarungan adat karaci di halaman sepak bola Desa Kakiang, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.
"Warga Kakiang dapat amanah dari Sultan agar terus lestarikan permainan seni bela diri karaci," kata salah satu pemain, Muhajiddin (66).
Baca juga: Penjelasan Saksi dalam Sidang Kasus Guru Pukul Siswa di Sumbawa
Di desa ini karaci dimainkan setiap terselenggaranya acara besar. Seperti Festival Budaya Kakiang 2023 yang diselenggarakan oleh Sasambo Youth Action and Summit untuk menyambut tamu para mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia Kamis (13/10/2023) sore.
Karaci dimulai sejak berdirinya kesultanan Sumbawa atau suku Samawa pada abad ke-16 sampai dengan masa kesultanan berakhir atau sekitar tahun 1958. Namun demikian permainan Karaci masih dihidupkan sampai sekarang ini di Desa Kakiang Kecamatan Moyohilir.
Sebagai permainan seni bela diri, karaci bertumpu pada kekuatan tenaga dalam yang diajarkan oleh orang-orang tertentu.
Dua orang laki-laki dipertemukan untuk saling memukul di tengah arena.
Mereka bersenjatakan rotan sepanjang 1 meter, menggunakan tameng dari kulit menjangan yang diberi rangka kayu untuk menjaga diri dari pukulan bertubi- tubi lawan.
Kedua belah pihak dijaga dan dilindungi oleh seorang dukun.
Baca juga: Serunya Aktivitas Pebalap MotoGP Mandalika, Beli Topi Caping dan Jajal Olahraga Tradisional NTB
Dukun dalam bahasa Sumbawa disebut sandro bertugas mengobati luka yang diderita oleh petarung Karaci.
Sebagai sandro, Muhajiddin akan membacakan doa agar petarung karaci yang dipegangnya menang.
"Peran sandro saat permainan karaci sangat penting. Kami bisa sembuhan luka dalam yang dialami pemain," kata Muhajiddin.
Sesepuh Desa Kakiang sekaligus pembina karaci Sahabuddin mengungkapkan, karaci berarti memukul dengan kayu bertubi-tubi sekuat tenaga. Pada dasarnya permainan ini merupakan ajang mengadu kekuatan tenaga dalam untuk menyeleksi laskar Balacucuk (tentara kerajaan Sumbawa).
Bermula dari alun-alun istana, karaci dahulu merupakan hiburan bagi para raja di Sumbawa.