Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Karaci, Permainan Seni Bela Diri Suku Samawa di Sumbawa

Kompas.com - 13/10/2023, 16:58 WIB
Susi Gustiana,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Keahlian saling pukul dan menahan pukulan lawan, menjadi tontonan yang sangat menghibur.

Inilah awal mula munculnya karaci di tengah masyarakat Sumbawa, hingga akhirnya menjadi tradisi yang merakyat.

Baca juga: Mengenal Tradisi Tiban untuk Meminta Hujan di Banyuwangi

"Kalau sekarang karaci sudah menjadi permainan rakyat. Jika dulu zaman kerajaan Sumbawa karaci ajang seleksi calon tentara kerajaan," jelas Sahabuddin 

Selain menjadi tontonan yang menghibur, permainan keterampilan tarung ini bertujuan untuk mengajarkan keberanian, ketabahan, dan integritas kepada para pemuda Sumbawa.

"Tentu saja kesenian karaci ini menyenangkan untuk dilihat dan memperkenalkan budaya tersebut kepada pendatang baru," sebut Sahabuddin.

Baca juga: Tes Urine di Sekolah, 19 Siswa SMA di Sumbawa Positif Narkoba

Karaci disajikan setiap acara besar, seperti HUT RI, hari jadi Kabupaten Sumbawa, MXGP, dan pagelaran festival budaya.

Cara permainan

Permainan karaci biasa dilakukan oleh dua orang dewasa Suku Samawa, suku asli Sumbawa.

Para petarung menggunakan tongkat yang disebut sesambu dan empar (perisai yang terbuat dari kulit kambing atau kerbau). 

Permainan diawali oleh seorang pemuda masuk di tengah arena. Apabila ada yang berani menantang, dia juga harus menari-nari di tengah arena.

Apabila sudah saling setuju, kedua pemain didandani dengan membalutkan pelindung tubuh dari pukulan yang berbahaya.

Baca juga: MotoGP Mandalika 2023 Pakai Marshal Lokal, Putra Asli NTB

Petarung memulai karaci sambil berbalas pantun. Pantun yang disebut lawas juga dimaksudkan untuk mencari lawan dalam bertarung. 

Setelah menemukan lawan, para petarung akan saling pukul untuk menentukan pemenang.

Karaci dipimpin oleh seorang wasit pemisah. Menggunakan tongkat berukuran 3-4 meter, wasit harus berlaku adil dan mampu mencegah pertarungan agar tidak menjurus ke arah yang berbahaya. 

"Kali ini saya berperan sebagai wasit," kata Sahabuddin.

Baca juga: Sanggar Seni dari NTT Ikut Ajang Kebudayaan Internasional di Amerika

Seni pertarungan yang sudah berlangsung ratusan tahun ini memiliki makna keberanian, kejantanan, dan kekebalan.

Ini bertujuan agar kaum lelaki Suku Samawa mampu bersikap berani dalam mempertahankan bumi Sumbawa dari orang yang ingin menghancurkannya.

Bagaikan dua petinju di atas ring, mereka dipertemukan dengan gaya yang khas, lalu mulailah mereka saling memukul. Tameng menjadi pengadang yang melindungi tubuhnya dari pukulan keras.

Permainan akan berakhir apabila juri melerainya dengan menggunakan galah bambu yang panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com