Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Matur Suwun" Mas Ganjar, "Hatur Nuhun" Kang RK, "Matur Suksma" Bli Koster

Kompas.com - 06/09/2023, 09:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di setiap awal pasti ada akhir, dan di setiap kalimat menghadirkan titik. Yakinlah perpisahan hari ini adalah sebuah pertemuan di esok hari. Kepergianmu hari ini adalah kedatanganmu di lain hari. Dan di antara pertemuan, selalu ada kisah yang tidak akan terlupakan”.

Walau saya bukan wong Jawa Tengah, tetapi karena kerap bertandang ke wilayah-wilayah yang “gayeng” di tengah Pulau Jawa itu, hati saya begitu tertambat dengannya.

Menyusuri Jawa Tengah di wilayah Pantura seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Kendal, Batang hingga Semarang, saya menemukan geliat ekonomi masyarakatnya yang terus tumbuh.

Melintas Jawa Tengah wilayah tengah, mulai dari Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung hingga Magelang, saya menjadi saksi betapa pembangunan infrastruktur merata hingga pedesaan.

Sementara jika saya menerabas wilayah Jawa Tengah di wilayah jalur selatan selepas Ciamis dan Banjar, saya masih menemukan wajah-wajah petani yang masih optimistis menggarap lahannya. Raut muka pengusaha kecil yang terus semangat menjajakan dagangannya.

Belum lagi jika menyusuri jalur Pantai Selatan Jawa mulai dari Cilacap, Kebumen dan Purworejo kemajuan daerah begitu dirasakan di wilayah yang lama dianaktirikan tersebut. Keberadaan infrastruktur yang menjangkau hingga pedalaman, ikut mengungkit perekonomian warga.

Tidak terasa selama 10 tahun terakhir ini, Jawa Tengah begitu “gayeng” di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo – Taj Yasin. Begitu banyak catatan kemajuan yang dialami Jawa Tengah semasa Ganjar memimpin.

Tidak heran warga Jawa Tengah banyak yang sedih dan merasa kehilangan saat Ganjar meminta pamit di Semarang, 5 September 2023.

Jika dibandingkan dengan perpisahan dengan gubernur dari daerah-daerah lain, pamitan Ganjar terasa spesial karena begitu langka ada kepala daerah seperti Ganjar.

Kunci kesuksesan Ganjar terletak kepada gaya komunikasinya tanpa batas dan tidak mengenal sekat. Ganjar mudah mendengar dari siapa saja termasuk dari rakyatnya.

Gaya komunikasi Ganjar yang mudah cair dan suka bercanda menjadikan pola komunikasi yang dibangun Ganjar sangat disuka oleh berbagai golongan masyarakat.

Pendekatan Ganjar ke anak muda begitu menyatu frekuensinya, semua istilah anak-anak “galau” dimengerti oleh Ganjar. Kepada warga sepuh, Ganjar begitu menghormat dan terhadap kelompok minoritas, Ganjar sangat mengayomi.

Pola komunikasi yang dibangun Ganjar begitu “dekat” sehingga Ganjar selalu hadir dan mendengar keluh kesah rakyatnya.

Daya pikat Ganjar

Ada yang menarik jelang Ganjar menuntaskan masa jabatannya, yakni ketika ratusan sopir truk “menyerbu” halaman kantornya di Pemprov Jawa Tengah di Semarang (4/9/2023), untuk menyampaikan rasa terima kasihnya. Mereka menganugerahi Ganjar sebagai Bapak Truk Nusantara.

Perwakilan sopir truk merasa berkat tindakan Ganjar, maka perilaku petugas jembatan timbang berhasil ditiadakan. Ganjar selalu menindaklanjuti keluhan warga yang disampaikan lewat media sosial, salah satunya keluhan para sopir truk yang melintas wilayah Jawa Tengah.

Harus diakui selama Ganjar memimpin, suasana kondusif dan kerukunan umat beragama serta keguyuban warga berbeda suku di Jawa Tengah begitu terjaga.

Ganjar dengan hobi sepedanya, kerap memastikan berbagai asrama mahasiswa dari luar daerah Jawa Tengah tetap tercukupi kebutuhan hidupnya.

Walau berat menghadapi pandemi Covid-19, di tangan Ganjar ekses negatifnya berhasil diredam berkat sinergitas semua elemen masyarakat.

Ganjar selalu memastikan bantuan sosial, pemberian vaksin dan stimulus untuk dunia usaha di Jawa Tengah terus bertumbuh.

Jika ada kepala daerah yang begitu menggembar-gemborkan uang muka (DP) nol persen untuk rumah susun, tetapi malah gagal, justru Ganjar berhasil membangun sekitar satu juta rumah untuk warga dengan kebijakan uang muka nol persen.

Program “Tuku Lemah Oleh Omah” membantu masyarakat untuk memiliki rumah sendiri tanpa uang muka atau DP 0 persen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com