Salin Artikel

"Matur Suwun" Mas Ganjar, "Hatur Nuhun" Kang RK, "Matur Suksma" Bli Koster

Walau saya bukan wong Jawa Tengah, tetapi karena kerap bertandang ke wilayah-wilayah yang “gayeng” di tengah Pulau Jawa itu, hati saya begitu tertambat dengannya.

Menyusuri Jawa Tengah di wilayah Pantura seperti Brebes, Tegal, Pekalongan, Kendal, Batang hingga Semarang, saya menemukan geliat ekonomi masyarakatnya yang terus tumbuh.

Melintas Jawa Tengah wilayah tengah, mulai dari Banyumas, Purwokerto, Banjarnegara, Wonosobo, Temanggung hingga Magelang, saya menjadi saksi betapa pembangunan infrastruktur merata hingga pedesaan.

Sementara jika saya menerabas wilayah Jawa Tengah di wilayah jalur selatan selepas Ciamis dan Banjar, saya masih menemukan wajah-wajah petani yang masih optimistis menggarap lahannya. Raut muka pengusaha kecil yang terus semangat menjajakan dagangannya.

Belum lagi jika menyusuri jalur Pantai Selatan Jawa mulai dari Cilacap, Kebumen dan Purworejo kemajuan daerah begitu dirasakan di wilayah yang lama dianaktirikan tersebut. Keberadaan infrastruktur yang menjangkau hingga pedalaman, ikut mengungkit perekonomian warga.

Tidak terasa selama 10 tahun terakhir ini, Jawa Tengah begitu “gayeng” di bawah kepemimpinan Ganjar Pranowo – Taj Yasin. Begitu banyak catatan kemajuan yang dialami Jawa Tengah semasa Ganjar memimpin.

Tidak heran warga Jawa Tengah banyak yang sedih dan merasa kehilangan saat Ganjar meminta pamit di Semarang, 5 September 2023.

Jika dibandingkan dengan perpisahan dengan gubernur dari daerah-daerah lain, pamitan Ganjar terasa spesial karena begitu langka ada kepala daerah seperti Ganjar.

Kunci kesuksesan Ganjar terletak kepada gaya komunikasinya tanpa batas dan tidak mengenal sekat. Ganjar mudah mendengar dari siapa saja termasuk dari rakyatnya.

Gaya komunikasi Ganjar yang mudah cair dan suka bercanda menjadikan pola komunikasi yang dibangun Ganjar sangat disuka oleh berbagai golongan masyarakat.

Pendekatan Ganjar ke anak muda begitu menyatu frekuensinya, semua istilah anak-anak “galau” dimengerti oleh Ganjar. Kepada warga sepuh, Ganjar begitu menghormat dan terhadap kelompok minoritas, Ganjar sangat mengayomi.

Pola komunikasi yang dibangun Ganjar begitu “dekat” sehingga Ganjar selalu hadir dan mendengar keluh kesah rakyatnya.

Daya pikat Ganjar

Ada yang menarik jelang Ganjar menuntaskan masa jabatannya, yakni ketika ratusan sopir truk “menyerbu” halaman kantornya di Pemprov Jawa Tengah di Semarang (4/9/2023), untuk menyampaikan rasa terima kasihnya. Mereka menganugerahi Ganjar sebagai Bapak Truk Nusantara.

Perwakilan sopir truk merasa berkat tindakan Ganjar, maka perilaku petugas jembatan timbang berhasil ditiadakan. Ganjar selalu menindaklanjuti keluhan warga yang disampaikan lewat media sosial, salah satunya keluhan para sopir truk yang melintas wilayah Jawa Tengah.

Harus diakui selama Ganjar memimpin, suasana kondusif dan kerukunan umat beragama serta keguyuban warga berbeda suku di Jawa Tengah begitu terjaga.

Ganjar dengan hobi sepedanya, kerap memastikan berbagai asrama mahasiswa dari luar daerah Jawa Tengah tetap tercukupi kebutuhan hidupnya.

Walau berat menghadapi pandemi Covid-19, di tangan Ganjar ekses negatifnya berhasil diredam berkat sinergitas semua elemen masyarakat.

Ganjar selalu memastikan bantuan sosial, pemberian vaksin dan stimulus untuk dunia usaha di Jawa Tengah terus bertumbuh.

Jika ada kepala daerah yang begitu menggembar-gemborkan uang muka (DP) nol persen untuk rumah susun, tetapi malah gagal, justru Ganjar berhasil membangun sekitar satu juta rumah untuk warga dengan kebijakan uang muka nol persen.

Program “Tuku Lemah Oleh Omah” membantu masyarakat untuk memiliki rumah sendiri tanpa uang muka atau DP 0 persen.

Pemprov Jawa Tengah memberi stimulan bangunan rumah dengan bermodal angsuran tanah perbulan Rp 355.000. Sementara untuk bedah rumah, ada 1.269.056 unit rumah tidak layak huni yang diintervensi sejak 2016 hingga 2022.

Ganjar begitu “khatam” dengan keinginan yang dimaui warganya. Tidak hanya infrastruktur, pendidikan dan kesehatan selalu dijadikan prioritas pengentasan kemiskinan.

Ada “mantra sakti” yang selalu dijadikan Ganjar sebagai pengungkit local wisdom, ”Kita bisa kalau bersama. Kalau tidak bisa sendiri, keroyok saja, gotong-royong. Anggarannya gotong royong oleh pemerintah, pembangunannya gotong-royong oleh masyarakat”.

Bisa jadi karena latar belakang keluarga Ganjar yang datang dari keluarga sederhana yang mengedepankan etos kerja keras dan perilaku sosial yang baik, kebijakan pendidikan di Jawa Tengah di eranya begitu peduli dengan keluarga miskin.

SMK Jateng adalah program yang digagas Ganjar sejak 2014 di Kota Semarang, Kabupaten Pati dan Purbalingga yang menyediakan asrama, biaya pendidikan, makan, alat tulis, seragam hingga praktik tanpa dipungut biaya.

Tidak itu saja, lulusannya juga disalurkan kerja ke berbagai perusahaan di dalam dan luar negeri.

Program yang diperuntukkan bagi siswa dari keluarga tidak mampu itu, kini sudah dikembangkan di 15 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, dan dikenal sebagai SMKN Semi Boarding

Baru kali ini, Jawa Barat punya gubernur yang “gaul” dan aktif di media sosial. Keterkenalan RK – demikian inisial sapaan akrabnya – bahkan melintas ke luar Jawa Barat.

Saya yang tinggal di perbatasan Jawa Barat “coret” alias menetap di Depok, tetapi bersebelahan wilayahnya dengan Jakarta merasa terayomi dengan sikap RK.

Depok yang dikenal tidak toleran dan mendapat stigma “salah urus”, berkat RK masalah penggusuran sekolah SD Pondok Cina diselesaikan dengan cara yang beradab.

Depok juga mendapat polesan RK, situ di Cimanggis kini bersalin rupa menjadi tempat wisata setelah sebelumnya terongok tanpa jelas fungsinya.

RK memang jago dalam merancang bangunan dan ruang terbuka hijau. Hampir semua daerah di Jawa Barat mendapat polesan dari tangan kreatif RK.

Sama halnya dengan Ganjar, RK berhasil mengajak bangkit warganya saat pandemi Covid-19 melanda. Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 atau Pikobar menjadi bukti kepemimpinan RK pada masa krisis.

Hantaman dampak pandemi tidak membuat Jabar terpuruk, tetapi tetap menjadi tujuan investor membuka lapangan kerja. Total investasi yang tergaet dari periode 2018 – 2023 mencapai Rp 800 triliun.

Ekonomi Jawa Barat bertumbuh menjadi 5,25 persen di kuartal kedua tahun 2023, melebihi ekonomi tingkat nasional yang mencapai 5,17 persen.

RK juga berjasa memuluskan pembangunan 9 ruas jalan tol, di antaranya Tol Cisumdawu dan Tol Bogor – Sukabumi yang lama tersendat.

Belum lagi Pelabuhan Patimban dan Bandara Kertajati yang semakin ramai karena telah beroperasi normal.

Sayangnya di saat peresmian Kereta Cepat Halim – Bandung tanggal 1 Oktober nanti, RK sudah menjadi “mantan”. Kontribusi RK dalam mendukung pembangunan KA Cepat maupun LRT Jabodebek tetap berarti bagi kelancaran program pemerintah pusat.

Selama memimpin Jawa Barat, RK berhasil menghilangkan 1.000 desa berkategori miskin, dan menaikkan 30 ke 1.800 desa mandiri. Belum lagi RK terus mendorong transformasi digital di semua urusan birokrasi agar tercapainya efisiensi, efektivitas dan transparansi.

Jika Ganjar sudah “mentas” dan diwisuda sebagai Gubernur Jawa Tengah, maka RK masih berkesempatan menjabat Gubernur Jawa Barat ke dua kalinya, jika nantinya memenangkan kontestasi di Pilkada 2024.

Bayangkan saja, Bali yang mengandalkan kehidupannya dari sektor pariwisata begitu “lumpuh” saat pandemi melanda.

Sejak Covid-19 pertama kali muncul di Bali, 10 Maret 2020 sampai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berakhir pada 30 Desember 2022, tercatat ada 172.437 kasus yang terkonfirmasi Covid-19.

Dari jumlah tersebut, yang berhasil sembuh sebanyak 167.565 orang atau 97,2 persen, sementara yang wafat sebesar 4.872 orang atau 2,8 persen.

Penanganan “Gering Agung” pandemi Covid-19 di Bali menjadikannya sebagai daerah terbaik dalam penanganan pageblug tersebut.

Keberpihakan Wayan Koster pada nilai-nilai adat dan budaya dituangkan dalam visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dimaksudkan untuk menjaga alam, manusia dan kebudayaan Bali secara niskala-sakala.

Koster tidak ingin “gempuran” pariwisata mengubah budaya dan kehidupan warga Bali. Serangkaian kebijakan “tegas” terhadap ulah turis “nakal” telah diterapkan.

Turis asing tidak diperkenankan mendaki gunung tanpa didampingi pemandu wisata lokal. Turis asing tidak boleh menjalankan bisnis serampangan dan mematikan usaha warga lokal.

Koster sadar kebijakannya itu tidak populer, tetapi memang harus dilakukan jika Bali ingin tetap dianggap sebagai “satu-satunya” surga pariswisata di dunia yang khas dengan sajian budaya.

Koster sadar, di pundaknya bersandar cita-cita tetap konsisten menjaga budaya, alam dan warga Bali dari ekses globalisasi.

Pola Pembangunan Semesta Berencana yang bertumpu pada lima bidang prioritas seperti pangan, sandang, papan dilanjut kesehatan dan pendidikan. Tidak lupa, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan serta bidang agama, tradisi, seni, budaya serta pariwisata.

Ke semua bidang tersebut tentunya didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara yang terkoneksi dan terintegrasi.

Sama halnya dengan RK, Wayan Koster masih bisa maju lagi di Pilkada 2024, sepanjang warga Bali tetap menginginkan kemajuan dan kesejahteraan yang tidak melupakan nilai-nilai adat istiadat dan budaya Bali yang agung.

Saya memilih Ganjar, RK dan Wayan Koster dari sembilan gubernur yang habis masa jabatannya kemarin, bukan tanpa sebab. Bukan berarti selain Ganjar, RK dan Wayan Koster tidak fenomenal dan tidak berhasil.

Dari Ganjar, saya menyandarkan harapan akan kepemimpinan nasional yang selalu berpijak kepada pengentasan rakyat kecil.

Kesetaraan, pengayoman terhadap minoritas serta kepeduliannya terhadap masalah warga adalah “cara” kepemimpinan yang harus dimiliki pemimpin masa depan.

Dari RK saya mengambil pelajaran, inovasi dan kreativitas harus selalu muncul walau pada masa krisis. RK selalu melibatkan peran anak muda – seperti halnya Ganjar – dalam mendukung setiap program pembangunan.

Sementara dari Wayan Koster, saya bisa berkhidmat jangan tinggalkan budaya dan adat istiadat dalam setiap kiprah pembangunan. Tanpa kehendak dari Sang Pencipta dan selalu “eling” akan alam yang dipijak, jangan harap pembangunan bisa berjalan.

“Tanpamu aku kudu piye? Guyonmu akan selalu ku rindu. Gagasanmu akan selalu dituju. Selamat jalan Gubernur kesayangan. Ikan Hiu Ikan Air Tawar. We Love You Pak Ganjar, Kang RK dan Bli Wayan Koster”.

https://regional.kompas.com/read/2023/09/06/09082351/matur-suwun-mas-ganjar-hatur-nuhun-kang-rk-matur-suksma-bli-koster

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke