Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

"Matur Suwun" Mas Ganjar, "Hatur Nuhun" Kang RK, "Matur Suksma" Bli Koster

Kompas.com - 06/09/2023, 09:08 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Bali kehilangan sosok tegas

Gubernur Bali I Wayan Koster di Gedung DPRD Provinsi Bali pada Senin (24/7/2023). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang GintaKOMPAS.com/Yohanes Valdi Seriang Ginta Gubernur Bali I Wayan Koster di Gedung DPRD Provinsi Bali pada Senin (24/7/2023). Kompas.com/ Yohanes Valdi Seriang Ginta
Jika Jateng identik dengan Ganjar, RK begitu ikonik dengan Jabar, maka Bali punya Wayan Koster. Jika ujian menjadi pemimpin sukses adalah keberhasilannya memimpin saat sulit dan masa krisis, maka Wayan Koster adalah salah satu pemimpin itu.

Bayangkan saja, Bali yang mengandalkan kehidupannya dari sektor pariwisata begitu “lumpuh” saat pandemi melanda.

Sejak Covid-19 pertama kali muncul di Bali, 10 Maret 2020 sampai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat berakhir pada 30 Desember 2022, tercatat ada 172.437 kasus yang terkonfirmasi Covid-19.

Dari jumlah tersebut, yang berhasil sembuh sebanyak 167.565 orang atau 97,2 persen, sementara yang wafat sebesar 4.872 orang atau 2,8 persen.

Penanganan “Gering Agung” pandemi Covid-19 di Bali menjadikannya sebagai daerah terbaik dalam penanganan pageblug tersebut.

Keberpihakan Wayan Koster pada nilai-nilai adat dan budaya dituangkan dalam visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” dimaksudkan untuk menjaga alam, manusia dan kebudayaan Bali secara niskala-sakala.

Koster tidak ingin “gempuran” pariwisata mengubah budaya dan kehidupan warga Bali. Serangkaian kebijakan “tegas” terhadap ulah turis “nakal” telah diterapkan.

Turis asing tidak diperkenankan mendaki gunung tanpa didampingi pemandu wisata lokal. Turis asing tidak boleh menjalankan bisnis serampangan dan mematikan usaha warga lokal.

Koster sadar kebijakannya itu tidak populer, tetapi memang harus dilakukan jika Bali ingin tetap dianggap sebagai “satu-satunya” surga pariswisata di dunia yang khas dengan sajian budaya.

Koster sadar, di pundaknya bersandar cita-cita tetap konsisten menjaga budaya, alam dan warga Bali dari ekses globalisasi.

Pola Pembangunan Semesta Berencana yang bertumpu pada lima bidang prioritas seperti pangan, sandang, papan dilanjut kesehatan dan pendidikan. Tidak lupa, bidang jaminan sosial dan ketenagakerjaan serta bidang agama, tradisi, seni, budaya serta pariwisata.

Ke semua bidang tersebut tentunya didukung dengan pembangunan infrastruktur darat, laut dan udara yang terkoneksi dan terintegrasi.

Sama halnya dengan RK, Wayan Koster masih bisa maju lagi di Pilkada 2024, sepanjang warga Bali tetap menginginkan kemajuan dan kesejahteraan yang tidak melupakan nilai-nilai adat istiadat dan budaya Bali yang agung.

Saya memilih Ganjar, RK dan Wayan Koster dari sembilan gubernur yang habis masa jabatannya kemarin, bukan tanpa sebab. Bukan berarti selain Ganjar, RK dan Wayan Koster tidak fenomenal dan tidak berhasil.

Dari Ganjar, saya menyandarkan harapan akan kepemimpinan nasional yang selalu berpijak kepada pengentasan rakyat kecil.

Kesetaraan, pengayoman terhadap minoritas serta kepeduliannya terhadap masalah warga adalah “cara” kepemimpinan yang harus dimiliki pemimpin masa depan.

Dari RK saya mengambil pelajaran, inovasi dan kreativitas harus selalu muncul walau pada masa krisis. RK selalu melibatkan peran anak muda – seperti halnya Ganjar – dalam mendukung setiap program pembangunan.

Sementara dari Wayan Koster, saya bisa berkhidmat jangan tinggalkan budaya dan adat istiadat dalam setiap kiprah pembangunan. Tanpa kehendak dari Sang Pencipta dan selalu “eling” akan alam yang dipijak, jangan harap pembangunan bisa berjalan.

“Tanpamu aku kudu piye? Guyonmu akan selalu ku rindu. Gagasanmu akan selalu dituju. Selamat jalan Gubernur kesayangan. Ikan Hiu Ikan Air Tawar. We Love You Pak Ganjar, Kang RK dan Bli Wayan Koster”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com