Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Mengering dan Sungai Jauh, Warga di Kabupaten Semarang Ini Kesulitan Air Bersih

Kompas.com - 11/08/2023, 16:25 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Ratusan warga Dusun Kebontaman, Desa Kalikayen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang di musim kemarau tahun ini kesulitan air bersih.

Sejak Mei 2023 hingga saat ini, kekeringan menyebabkan 250 keluarga dengan 800-an jiwa kesulitan air bersih. Mereka bertahan hanya dengan mengandalkan bantuan dari berbagai pihak karena tak ada lagi sumber air di wilayahnya.

Baca juga: Dampak El Nino, 949 Hektar Sawah di Banten Mengalami Kekeringan

Seorang warga Sayaah (60) mengatakan sumur yang menjadi andalan untuk kebutuhan air, saat ini mengering.

"Ini sumur dalamnya 17 meter, sudah kering satu bulan. Jadi hanya menunggu dropping air saja saat ini," ucapnya, Jumat (11/8/2023).

Sementara untuk mengambil air di sungai, dia mengaku tak kuat.

"Jaraknya jauh, sampai tiga kilometer. Kalau jalan bawa galon sudah tidak kuat. Kalau tetangga ada yang bawa motor, biasanya numpang mengambil air di sungai," kata Sayaah.

Ketua RT 003 RW 004, Dusun Kebontaman, Markunaris mengatakan musim kemarau tahun ini adalah yang terparah.

"Ini kondisinya sangat kering, karena sangat lama. Warga sekira 250 keluarga kesulitan mencari air," ungkapnya.

"Kalau untuk kebutuhan sehari-hari, masak dan mandi sudah ada warga yang beli air galon. Satu galon Rp 4.000. Kalau untuk cuci dan lainnya warga ke sungai," kata Markun.

Dia pun mengungkapkan, bantuan dari berbagai pihak telah diterima warga. Di antaranya dari BPBD dan PMI.

"Dari BPBD juga sudah dropping air. Sehingga dengan adanya bantuan dari PMI hari ini, kami atas nama warga juga mengucapkan terima kasih," jelasnya.

Baca juga: Ratusan Kepala Keluarga di Kaki Gunung Cikuray Garut Terdampak Kekeringan

Sementara Bendahara Palang Merah Indonesia (PMI) Jacobus Dwihartanto mengatakan dropping air akan terus dilakukan selama masyarakat membutuhkan.

"Kita ada 50 mobil tangki untuk mengangkut air bersih, jadi yang terpenting adalah melakukan distribusi dari daerah yang surplus air ke daerah yang kekurangan," ungkapnya.

Dia mengaku kaget karena ternyata warga Kalikayen mengalami kesulitan air bersih sejak Mei 2023.

"Ini dampak dari El Nino sehingga kekeringan yang terjadi menjadi lebih lama. PMI akan selalu hadir membantu masyarakat, sehingga jika membutuhkan air, bisa langsung koordinasi," kata Jacobus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

WN Bangladesh Ditangkap karena Selundupkan Orang dari NTT ke Australia, Tawarkan Jasa lewat TikTok

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Sosok Ayah di Empat Lawang yang Banting Bayinya hingga Tewas, Masih Berusia 18 Tahun, Sering Aniaya Istri

Regional
Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Jadi Korban Banjir Sumbar, Ritawati: Saya Terus Memimpikan Suami yang Hilang

Regional
Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Penampungannya Jadi Venue PON, Pengungsi Rohingya Dipindah dari Banda Aceh

Regional
Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Ada Perayaan Waisak 2024, Jam Kunjungan Wisata Candi Borobudur Berubah

Regional
Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Belasan Warung Remang-remang di Brebes Disegel Warga

Regional
Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Kala Prajurit Kopassus Dilantik Tanpa Didampingi Keluarga Usai Jalani Pendidikan di Nusakambangan

Regional
Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Usai Santap Makanan Pengajian, Puluhan Warga di Brebes Keracunan Massal

Regional
Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Berkunjung ke Aceh, Menpora Diminta Tambah Anggaran PON Rp 531 Miliar

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Malam Ini Cerah Berawan

Regional
Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Tak seperti Pemilu, Peminat PPK dan PPS di Pilkada Menurun

Regional
Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Mengenal Megathrust dan Hubungannya dengan Potensi Gempa dan Tsunami di Indonesia

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com